Thufail bin Amru
Adapun orang alim dan pahlawan yang kedua adalah Thufail bin Amru Ad-Dausi. Dia berasal dari daerah Daus Zahran. Pada mulanya ia mendengar bahwa Rasul berada di Makkah, maka ia segera menaiki untanya, mengambil barangnya, dan memakai pakaiannya.
Ia telah sampai di Makkah, Thufail memasuki kota Makkah, dan kaum kafir Quraisy segera menemuinya. Mereka berkata, “Mau kemanakah engkau wahai Thufail?” Thufail menjawab, “Aku ingin bertemu dengan seseorang yang menganggap dirinya sebagai seorang nabi.”
Mereka berkata, “Lalu apa yang kau inginkan?” “Aku ingin mendengarkan perkataannya. Jika ia berkata benar, maka aku akan mengikutinya, dan jika ia salah, maka aku akan meninggalkannya”, jawab Thufail.
Mereka kembali berkata, “Berhati-hatilah engkau dengannya. Sungguh ia adalah seorang tukang sihir, seorang penyair, dan orang yang gila. Waspadalah, jangan kau dengarkan perkataannya.” Thufail berkata, “Demi Allah, mereka masih mengkhawatirkan diriku sampai aku mengambil kapas dan meletakkannya di telingaku.”
Thufail datang dan melihat wajah Rasul. Ia berkata, “Tatkala aku melihat wajahnya, aku segera tahu, dilihat dari wajahnya ia bukanlah seorang pendusta. Jikalau belum kau dapatkan bukti-bukti yang jelas. Namun penampilannya memberitahukan kepadamu tentang kebaikan. Begitu juga wajah orang yang jujur engkau pun mengenalinya. Orang yang paling jujur dan manusia terbaik adalah Muhammad.
Thufail berkata, “Aku mendengar Rasul sedang membaca Al-Quran, akan tetapi aku tak mampu mendengarnya dengan jelas, karena ditelingaku terdapat kapas yang menyumbat. Dan Rasul membaca ayat-ayat Al-Qur’an. Manakala Thufail mendengar bacaan itu, tertanamlah ia di dalam hatinya.
“Thaha. Kami tidak menurunkan Al-Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah. Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah).” (Thaha : 1-3)
Thufail berkata, “Tatkala aku mendengar bacaan itu, aku segera berkata, ‘Selamat pagi wahai saudaraku orang Arab?” Ini adalah ucapan salam Jahiliyah, dan ia tidak diterima oleh Nabi Muhammad, maka beliau tidak menjawab nya.
Rasul bersabda, “Allah telah menggantiku dengan ucapan salah yang lebih baik daripada ucapan salammu” Thufail bertanya, “Apakah itu.” Beliau menjawab, “Assalamu’alaiku warahmatullah.” Betapa bagusnya perkataan ini. Maka Thufail berkata, “Assalamu’alaikum.” Beliau pun membalas ucapan salamnya.
Thufail pun berikrar, “Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu annaka rasulullah.” Kemudia ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku berasal dari Daus.”
Rasul memerintahkan kepadanya untuk kembali ke sukunya dan berdakwah kepada mereka. Tatkala telah sampai kepada mereka, Thufail berkata, “Darahku terhadap darah kalian adalah haram, darahku terhadap darah kalian adalah haram, sampai kalian mau beriman kepada Allah.” Penduduk daus mengingkari dan kembali berbuat dosa.
Thufail untuk kedua kalinya menemui Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah, penduduk Daus telah tenggelam dalam dosa zina. Mereka mengingkari Allah, maka berdoalah kepada Allah tentang mereka, wahai Rasulullah”. Lalu Rasul mengangkat kedua tangannya dan berdoa “Ya Allah, tunjukilah penduduk Daus dan berikanlah hidayah kepada mereka.” Hingga 3x.
Kemudian beliau bersabda, “Hai Thufail, pergilah kepada penduduk Daus, dan serulah mereka kepada Islam. Beliau pun memohon kepada Allah baginya, dan diberikanlah sebuah cahaya pada dahinya yang akan bersinar di malam hari. Thufail berkata, “Ya Rasulullah, aku takut mereka akan mengatakan, ‘Dahinya terkena penyakit’ Maka berdoalah kepada Allah agar memindahkan cahaya itu ke tongkat nya. Apabila ia mengangkat tongkatnya, akan bersinarlah gunug-gung Zahran.
Thufail berkata, “Aku menyeru kalian kepada ‘La ilaha illallah Muhammad Rasulullah.” Kemudian ia memperlihatkan tanda itu kepada mereka. Mereka pun semuanya masuk Islam, dan mereka masuk ke agama Allah secara berbondong-bondong.
Thufail terus berdakwah dan berjihad. Hingga ia terbunuh sebagai syahid di perang Yamamah.
Beberapa pelajaran yang bisa dipetik adalah:
1. Bahwasanya ucapan selamat bagi para pemeluk Islam adalah “Assalamu’alaikum”, dan jangan digantikan dengan yang lain.
2. Seorang dai hendaklah membeberkan ajaran Islam, dan jangan diganti ganti.
3. Seorang dai hendaklah ia tidak tergesa-gesa. Hendaklah ia menjadi seorang yang murah hati bersabar, dan lapang dada.
4. Bahwasanya Allah menguatkan kedudukan Rasul-Nya dengan berbagai Mukjizat.
5. Penetapan ahlus sunnah tentang berbagai karamah yang diberikan untuk para wali Allah.
6. Bahwasanya siapa yang menyeru kepada kebaikan dan petunjuk maka ia mendapatkan pahala seperti siapa yang mengikutinya.
7. Bahwasanya Allah tangala memuliakan hamba-hambanya dengan syahadat.
0 comments:
Post a Comment