PETUNJUK PRAKTIS MEMBUAT
PESTISIDA ORGANIK.
Penulis : Meidiantie S., Muanis Nur A., dan Ari Baharjo.
Penerbit : PT AgroMedia Pustaka
Nama : Halijah Syucha Pelu
Kelas : VIII-9
Budi Daya Tanaman
Secara Organik
Seperti halnya budi daya tanaman secara konvensional (anorganik), kendala utama yang dihadapi untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas tanaman adalah adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman. Dalam system budi daya konvensional, sedangan hama penyakit akhirnya menimbulkan residu dan kerusakan lingkungan. Sementara, dalam system budi daya organic penggunaan pupuk dan pestisida kimia diharamkan. Umumnya, pupuk yang digunakan dalam pertanian organic adalah pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan, seperti ayam, kambing, sapi, dan kerbau. Tanaman yang sehat dengan pertumbuhan yang optimal akan tahan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman.
Berikut beberapa hal penting yang sangat perlu diperhatikan dalam perlindungan tanaman secara organic.
1. Menciptakan agroekosistem pertanaman yang tidak menguntungkan bagi kehidupan hama dan penyakit tanaman.
2. Menanam dengan pola tanam tumpang sari, yaitu menanam beberapa jenis tanaman dalam satu lahan yang sama. Hal ini dilakukan untuk menciptakan ekosistem yang dapat menekan timbulnya serangan hama dan penyakit tanaman, misalnya jagung ditanam bersama kacang tanah, kentang dengan bawang, dan mentimun dengan kacang-kacangan. Umbi kentang dan bawang memerlukan nutrisi yang berbeda. Selain itu, tanaman bawang mengeluarkan ekstrak yang dapat menghalau hama pada tanaman kentang.
3. Pengendalian hama penyakit tanaman dilakukan dengan system Pengendalian Hama Terpadu (PHT) tanpa bahan kimia sintetis.
4. Meningkatkan kesuburan tanah dengan memberikan masukan bahan organic yang dapat menjadi suplemen dan meningkatkan aktivitas biologi dalam tanah.
A. Pangan Organik
Pangan sehat atau yang lebih dikenal dengan istilah pangan organic merupakan produk pertanian yang diproduksi dan ditumbuhkan dari bahan-bahan organic. Dalam system penanamannya, pangan organic bebas dari unsur-unsur kimia seperti pupuk anorganik, pestisida, dan hormone pertumbuhan.
Pupuk yang digunakan untuk budi daya tanaman berasal dari alam, seperti kotoran hewan dan kompos. Sementara, pestisida untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman menggunakan musuh alaminya atau biopestisida.
a. Penampilan produk organic
secara fisik penampilan pupuk organic tidak berbeda dengan produk nonorganic, tetapi kualitan produk organic lebih baik dibandingkan dengan produk nonorganic. Hal ini disebabkan produk organic bebas dari residu bahan kimia berbahaya seperti pestisida dan pupuk kimia, sehingga lebih aman untuk dikonsumsi.
Produk organic tidak selalu harus berpenampilan kurang menarik. Produk organic berpenampilan menarik (segar dan tidak berlubang) bisa diperoleh dengan cara memberikan pupuk organic yang berkualitas serta mengendalikan hama dan penyakit tanaman menggunakan biopestisida yang tepat.
b. Kandungan Gizi produk Organik
Perkembangan pertanian organic banyak dipicu gaya hidup sehat alami yang dikenal dengan istilah “Back to nature” Hal ini disebabkan produk pertanian yang dihasilkan dari system pertanian organic terbukti tidak mengandung racun sehingga mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Berdasarkan pandangan tersebut, masyarakat saat ini lebih cenderung memilih bahan pangan organic (Organik foods).
Berikut kelebihan-kelebihan produk organic
1. Mengandung lebih banyak zat antioksidan seperti fenol dan asal salisilat.
2. Sayuran dan buah organic lebih banyak mengandung vitamin C dan mineral.
3. 100% tidak mengandung residu pestisida yang beracun.
B.Prinsip Bertanam Secara Organik
Menurut International Federation of Organic Agriculture Movements (IFOAM), berikut tujuan dari system pertanian organic.
1. Menghasilkan bahan pangan berkualitas dan bernutrisi tinggi dalam jumlah yang cukup.
2. Melaksanakan interaksi yang efektif dengan system dan daur alami yang mendukung semua bentuk yangada.
3. Mendorong dan meningkatkan daur ulang dalam system usaha tani dengan mengaktifkan kehidupan mikroba, tanah, tumbuhan dan hewan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan.
5. Membatasi terjadinya semua bentuk pencemaran lingkungan yang mungkin dihasilkan oleh kegiatan pertanian.
6. Mempertahankan keanekaragaman hayati termasuk pelestarian habitat tanaman dan hewan.
Biopestisida
Untuk Mengendalikan Hama
dan Penyakit Tanaman
Biopestisida atau pestisida hayati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari mikrooganisme, seperti cendawan, bakteri, nematode, atau virus. Beberapa dengan pestisida yang mengandungzat racun sehingga berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan, niopestisida dan pestisida nabati lebih ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.
Selain penyakit, kendala utama dalam budi daya tanaman adalah serangan hama sepert kumbang pemakan daun, penggerek batang, dan penggorok daun. Hal ini disebabkan serangan hama dapat menimbulkan kerugian berupa kerusakan seluruh areal tanaman (mencapai 100%).
Bio-insektisida merupakan jenis biopestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama, seperti sedangan hama atau tungau. Cendawa beauveria sp. Dan Mettarrhizium sp. Dikenal dengan istilah cendawan pathogen serangga, yaitu cendawan yang dapat menimbulkan penyakit pada serangga. Hal ini disebabkan cendawan tersebut dimanfaatkan untuk mengendalikan hama dengan cara membuat hama sasaran menjadi sakit terlebih dahulu. Lalu mengalami kematian..
Ramuan Bio Insektisida.
Bahan
100 gram jagung pecah digiling atau beras giling
Kantong plastic tahan panas ukuran 1 kg
Inokulum (starter) Beauveria sp. Atau Metarrhizium sp.
Kapas
Alkohol 70%
Alat
Kompor
Panci
Dandang atau autoklaf
Baskom besar
Spatula atau ujung sendok kecil
lilin atau lambu Bunsen.
0 comments:
Post a Comment