Otak Tengah”
Apa yang kita bisa lihat saat ini adalah terobosan paling muthakhir dari
penelitian otak manusia. Sebagaima kita ketahui bersama, bahwa hampir
lebih dari 95% otak manusia tidak dipakai. Sebagian dari kita
menggunakan tidak lebih dari 3% kemampuan otak manusia dan membawa 97%
lainnya ke liang kubur. Menurut para ilmuwan, Eisntein (Sang Genius)
sendiri, tidak menggunakan lebih dari 10% kemampuan otaknya.
Pakar Midbrain dari Jepang Prof. Makota Sichida menegaskan bahwa “Otak
tengah adalah jembatan bagi otak kiri dan otak kanan manusia. Jika ingin
menggunakan kemampuan kedua otak sekaligus (kiri dan kanan) maka otak
tengah harus diaktifasi terlebih dahulu”
Banyak orang tua merasa frustasi karena anaknya tidak bisa duduk diam,
sementara orang dewasa merasa frustasi karena mereka tidak bisa seaktif
anak-anaknya. Kita tahu bahwa akar permasalahannya adalah pada fungsi
otak kita. Jika seseorang adalah dominan otak kanan, maka ia tidak akan
bisa duduk diam untuk waktu yang lama, demikian pula sebaliknya. Kita
tidak bisa mengontrol kedua otak kita, kiri dan kanan sekaligus, kecuali
kita adalah dominan otak tengah.
Masyarakat Indonesia saat ini cenderung lebih dominan otak kiri; penuh
perhitungan, pencemburu; penuh kebencian, karakter seperti itu
mendominasi karena, otak kanan yang seharusnya dipenuhi dengan cinta
kasih; intuitif, dan inovatif telah tertekan dan terkalahkan. Keinginan
untuk melihat masyarakat yang pandai namun penuh cinta kasih sangat
mungkin terwujud jika otak tengah mendominasi. Kita semua berharap bisa
melihat perubahan ketika otak kita seutuhnya bisa berfungsi sepenuhnya.
Marilah kita hendaknya jangan dibutakan oleh “dana” yang harus kita
keluarkan sebagai usaha kita, orang tua, mendidik dan melatih anak-anak
kita. Marilah kita lihat pada manfaat jangka panjang yang sungguh di
luar apa yang dapat kita bayangkan. GMC benar-benar sebuah pelatihan
yang jangan sampai anak-anak kita ketinggalan.
Melihat dengan kedua mata tertutup (blindfold) bukanlah tujuan pelatihan
ini. Blindfold hanyalah satu dari indikasi yang bisa kita lihat ketika
otak tengah anak telah teraktifasi. Gelap akan membantu anak-anak kita
untuk lebih bisa berkonsentrasi, sebagaimaan para pakar mengatakan bahwa
otak kita berhungsi secara berbeda dalam kegelapan.
Tidak ada efek samping yang perlu dikhawatirkan orang tua, karena GMC
tidak menggunakan obat-obatan di dalam pelatihannya. GMC juga tidak
menggunakan salah satu metode yang berdasarkan pada agama tertentu. GMC
sangat natural dan sangat ilmiah, serta dapat dijelaskan secara medis.
Ribuan orang telah mengitkuti program aktifasi otak tengah dengan
berbagai metode lainnya di berbagai negara. Di Rusia perlu makan waktu
satu tahun bagi seorang siswa untuk mampu melakukan aksi blindfold. Di
Jepang, sedikitnya perlu waktu tiga bulan untuk melakukannya. Di
Indonesia (sebagaimana juga di berbagai negara lainnya seperti Singpore,
Thailand, Malaysia, dll) siswa-siswa GMC hanya perlu waktu 1.5 hari
saja (12 jam)
Saat ini metode GMC menempati sukses tertinggi di dalam penyebaran pasar
internasional.
Selain kemampuan dengan mata tertutup mampu melakukan berbagai
aktifitas, peserta pelatihan GMC juga dengan pelatihan yang konstan akan
mampu melakukan banyak hal seperti melihat dengan sentuhan, atau
terkenal dengan istilah “skin vision”. Sebagian anak lainnya yang telah
teraktifasi otak tengahnya mampu melihat kartu secara detail dengan
penciumannya atau pendengarannya. Sebagian lainnya mengatakan mereka
mampu melihat, menulis, membaca, dan mewarnai di dalam kegelapan total.
Sekarang setiap anak kita bisa hidup SANGAT NORMAL setelah otak tengah
mereka diaktifasi. Dengan otak tengah kita juga bisa mengingat sesuatu
barusan digambarkan di atas hanyalah seperti sebongkah batu es di
permukaan kutub utara, sebagian besar lainnya tidak terlihat dan masih
tersembunyi.