Pemegang Amanat Umat Dan Amanat Rasullah S.A.W.
Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Tiap-tiap umat ada orang pemegang amanat, dan pemegang umat Ini ialah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah”
Ujian Maha Berat
Abu Ubaidah dihadapkan pada dua timbangan, manakah yang menjadi pilihannya, ayahnya yang kafir atau keislamannya yang diridhoi Allah?
Ketika perang Badar, Abu Ubaidah ikut memperkokoh dan membela kaum muslimin, sedangkan ayahnya berada dalam barisan kaum Quraisy yang musyrik dan kafir.
Dalam arena pertempuran, ayahnya memburu Abu Ubaidah tetapi ia selalu mengelak, menghindar dan menjauh. Ayahnya tidak menyadari kenapa sang anak selalu menghindar. Ia bahkan semakin penasaran dan bernafsu. Ayah Ubaidah terus mengubernya hingga tak ada pilihan lain intuk Abu Ubaidah selain menghadapinya dengan sungguh-sungguh. Dalam pertempuran yang sengit itu Abu Ubaidah terpaksa membunuh ayahnya yang terus mendesak dan melawannya. Walaupun hatinya terasa berat tapi menegakkan amanat Allah dan rasulNya, Ubaidah terpaksa membunuh ayahnya.
Setelah peristiwa tersebut, Allah menurunkan firmanNya:
“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat saling berkasih sayang dengan orang-orang itu bapak-bapak atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulahorang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripadaNya. Dan dimasukkan dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya. Allah ridhoi terhadap mereka dan mereka merasa puas terhadap (limpahan rahmatNya). Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung.
(Al-Mujaadillah:22)
Suatu Peristiwa pada perang Uhud
Abubakar Assidiq menyampaikan suatu kisah tentang jasa Abu Ubaidah pada peang Uhud. Inilah kisahnya.
Pada waktu perang Uhud, Rasulullah SAW terkena panah. Panah itu mengenai rahang atas wajah beliau. Ketika itu beliau memakai tutup kepala dari besi sehingga kepingan besi penutup wajahnya menancap ke rahang beliau di dua tempat. Dari wajah beliau darah terus bercucuran.
Aku berusaha mendekati Rasulullah SAW tetapi sudah didahului oleh seseorang yang berlari dari arah timur. Ia lari begitu cepat seperti kilat menyambar. Terus terang, pada saat itu aku merasa cemas, kalau-kalau orang yang datang itu pihak lawan. Maka aku berdo’a pada Robb-ku, “ Mudah-mudahan orang itu adalah orang yang patuh kepada Rasulullah SAW.”
Setelah aku berada di sisi Rasulullah barulah aku tahu ternyata dia adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah. Dia berkata padaku, “Aku mohon atas nama Allah, hai Abubakar agar engkau membiarkan aku mencabut lempengan besi ini dari wajah Rasulullah SAW.”
Abu Ubaidah lalu menggunakan kedua gigi depannya untuk mencabut besi tajam yang menancap kedalam kedua sisi rahang Rasulullah. Setelah mencabut besi itu, Abu Ubaidah terjatuh dan kedua gigi atas dan gigi bawahnya tanggal. Kemudia ia menggigit besi kedua dengan kedua gigi atas dan bawahnya yang masih tersisa, dan ternyata giginyapun tanggal pula.
Aku dan Rasulullah SAW amat terharu melihat kesetiaan dan pengorbanan Abu Ubaidah. Betapa saying dan cintanya ia pada Rasulullah sampai ia rela giginya hilang. Sejak itu di kalangan kaum muslimin ia dikenal sebagai si ompong, karena kedua gigi atas dan gigi bawahnya telah hilang.
Orang yang memegang Amanat
Pada suatu ketika utusan masyarakat Najran datang menemui Rasulullah SAW. Utusan itu minta kepada Rasulullah agar mengutus seseorang yang dapat mengajarkan kepada masyarakat Najran hokum-hukum agama islam. Rasulullah SAW. Menyanggupinya dan menjanjikan kepada merek seraya berkata, “ esok hari aku akan mengutus bersama kalian seorang yang benar-benar amin, benar-benar amin, benar-benar amin.” (beliau mengulangnya hingga tiga kali)
Orang yang disebu ’amin‘ sampai diulangnya tiga kali adalah Abu Ubaidah. Ialah yang diutus mengajarkan syri’at-syari’at Islam kepad penduduk Najran.
Dalam perihal amanat Umar RA. Mengungkapkan pula kelebihan yang dimiliki Abu Ubaidah.
Aku benar-benar mengharap agar aku ditunjuk Rasulullah SAW untuk menduduki jabatan itu. Setelah kami menunaikan shalat zhuhur bersama, Rasulullah melayangkan pandangannya ke kiri dan ke kanan sepertinya ada yang hendak beliau cari. Aku sengaja mengangkat kepalalu agar Rasulullah melihatku. Tapi ternyata tidak, beliau tidak mencari aku. Beliau terus melayangkan pandangannya, dan ketika melihat Abu Ubaidah Ibnul Jarrah beliau segera memanggilnya dan berkata padanya, “wahai Abu Ubaidah, pergilah engkau bersama-sama dengan mereka (utusan masyarakat Najran). Jalankan hukum
dengan penuh kebenaran terhadap apa yang mereka perselisihkan.”
Aku sempat tercenung dan aku kini menyadari itulah kelebihan yang tidak diraih oleh siapapun kecuali hanya oleh Ubaidah RA. Rasulullah SAW menyerahkan tugas yang mulia itu kepada Ubaidah karena beliau tahu Ubaidah adalah orang yang memegang teguh amanat.
Dalam pertempuran “Dzatil Salasil” Rasulullah SAW mengirim bala bantuan tentara untuk membantu pasukan yang dipimpin oleh Amrul Ibnul Aash. Diantar itu terdapat Abubakar RA dan Umar RA, sedangkan komandan pasukanya adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah.
Kepercayaan yang diberikan Rasulullah SAW terhadap Abu Ubaidah RA membuat Umar Ibnul Khattab Berkata mengenai Ubaidah menjelang wafatnya: “ Kalau Abu Ubaidah Ibnul Jarrah masih hidup maka aku akan menunujukan sebagai khalifah penggantiku. Dan bila kelak Allah SWT bertanya kepadaku tentang apa sebabnya, maka kau menjawab, “Aku memilih dia karena dia pemegang amanat umat dan pemegang amanat Rasulullah.””
Abu Ubaidah Seorang Panglima Besar
Pada masa khalifah Abubakar Assidiq RA, panglima tentara Islamdi wilayah timur, Khalid Ibnul Walid telah dapat menyeselesaikan perang melawan tentara Parsi. Lima belas medan tempur telah berhasil dimenangkan oleh tentara islam. Ketika itu yang menjabat sebagai panglima tentara islam diwilayah barat (menghadapi tentara Romawi) dipegang oleh Abu Ubaidah.
Tiba-tiba datang perintah kepada Kalid Ibnul Walid dari Abubakar RA. Abubakar RA menyuruh Khalid pergi ke Syam dan menemui Abu Ubaidah di Yarmurk sambil memberikan sepucuk surat.
Salamullah atas anda, Amma ba’du.
Aku mengangkat Khalid untuk memimpin pasukan di Syam. Jangan anda membentah dia. Dengarkan dan patuhi perintahnya. Ini buklan dari dia, tetapi menurut dugaan ku dia memiliki kepandaian tempur yang tidak anda miliki.
Allah menghendaki kebaikan bagi kami dan bagi anda.
Wassalam
Setelah membaca surat itu, Abu Ubaidah segera menyerahkan jabatan kepemimpinannya kepada Khalid, sedangkan Abu Ubaidah menjadi pendampingnya dalam meraih kemenangan.
Setelah khalifah Umar RA berkuasa sia melihat telah tiba saatnya untuk menyerahkan kembali kekuasaan militer kepada Abu Ubaidah. Khalid telah mencapai sukses besar di medan perang dan di saat damai Abu Ubaidah lebih tepat menduduki jabatan ini.
Kedudukan tertinggi dalam ketentraman yang dipegang Abu Ubaidah malah menjadikan dirinya semakin rendah hati dan zuhud terhadap kemewahan dunia.
Namanya semakin tenar. Rakyat semakin memuji dan mengagumi kekuatan jiwa dan amanatnya. Tapi ketenaran dan pujian ini membuat Abu Ubaidah semakin ciut dan kecut hatinya, sehingga dia berpidato dihadapan mereka:
“wahai segenap manusia, sesungguhnya aku ini seorang muslim Quraisy. Tiada seorangpun dari kalian yang merah maupun hitam yang melebihi aku dalam bertaqwa kepada Allah, maka benar-benar aku ingin menggantikan kedudukannya”
Hormat setinggi-tingginya bagimu wahai Abu Ubaidah. Kemuliaan Allah selalu menyertai agama yang telah melahirkan kepribadianmu dan kemuliaan bagi Rasulullah SAW yang telah mendidik dan mengajarmu.
Ketika Amirul mukminin, Umar Ibnul Khattab, mengunjungi negri Syam (Palestina), ia bertanya kepada orang-orang yang menyabutnya, “mana saudaraku?”
Mereka bertanya “siapa?”
Umar RA menjawab “ Abu Ubaidah Ibnul Jarrah”
Tak lama kemudian Abu Ubaidah datang dan begitu melihat Umar RA, mereka saling berpelukan erat, hangat dan mesra seperti dua orang kekasih yang sudah lama tak jumpa. Setelah itu mereka pun pergi ke rumah Abu Ubaidah.
Sesampainya dirumah Ubaidah, Umar Ra melihat sekeliling rumah sahabatnya. Ia melihat rumah itu kosong, tiada diisi oleh perabot apapun. Yang ada hanya pedang, perisai, tombak dan sebuntal pakaian. Rupanya Ubaidah biasa tidur beralaskan kulit pelana kudanya dan buntalan pakaiannya ia gunakan sebagai bantal.
Melihat suasana rumah Ubaidah, Umar RA tersenyum seraya bertanya, “Tidakkah engkau memakai untuk dirimu sebagaimana yang dipakai orang lain?”
Abu Ubaidah menjawab, “ Ya Amirul mukminin. Saya Khawatir kalau-kalau nanti menjadi pembicaraan orang.”
Wafatnya Abu Ubaidah
Pada suatu hari ketika Umar RA sedang sibuk menangani persoalan-persoalan pemerintah tiba-tiba dikejutkan oleh berita tentang wafatnya Abu Ubaidah. Umar begitu terkejut dan merasa kehilangan. Matanya terpejam dan kepalanya tertunduk. Dari kedua bola matanya menetes air mata duka. Saat itu juga ketika ia mendengar berita tersebut Umar langsung berdo’a memohon kepada Allah agar memberika rahmatNya kepada Ubaidah RA. Lalu Umar RA mengulangi ucapan yang pernah diucapkanya sebelumnya. Katanya, “ Kalau aku mempunyai suatu puncak keinginan maka aku ingin suatu rumah yang didalamnya penuh dengan orang-orang seperti Ubaidah”
Abu Ubaidah wafat di negri Urdun di wilayah Syam dan jenazahnya dikubur ditempat yang pernah dibebaskanya dari cengkraman kerajaan penyembah api dan behala, yaitu Parsi dan Romawi
●▬▬▬▬▬๑۩۩๑▬▬▬▬▬●
Thursday, October 28, 2010
SEJARAH FOTOGRAFI DUNIA
SEJARAH FOTOGRAFI DUNIA
pasarkreasi.com
Dari Mo Ti hingga Mendur Bersaudara
Kalau anak kecil minta diajarkan cara menggunakan kamera digital, pasti dalam beberapa menit Anda bisa membuatnya anteng menjeprat-jepret obyek yang dia incar. Tapi bagaimana kalau dia minta diceritakan tentang cara pembuatan kamera digital? Hmm, tulisan ini mungkin bisa membantu Anda.
Dalam buku “The History of Photography” karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang lelaki berkebangsaan Cina bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala fotografi. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu pemandangan yang ada di luar akan terefleksikan secara terbalik lewat lubang tadi.
Selang beberapa abad kemudian, banyak ilmuwan menyadari serta mengagumi fenomena pinhole tadi. Bahkan pada abad ke-3 SM, Aristoteles mencoba menjabarkan fenomena pinhole tadi dengan segala ide yang ia miliki, lalu memperkenalkannya kepada kyalayak ramai. Aristoteles merentangkan kulit yang diberi lubang kecil, lalu digelar di atas tanah dan memberinya jarak untuk menangkap bayangan matahari. Dalam eksperimennya itu, cahaya dapat menembus dan memantul di atas tanah sehingga gerhana matahari dapat diamati. Khalayak pun dibuat terperangah.
Selanjutnya, pada abad ke-10 Masehi, seorang ilmuwan muslim asal Irak yang bernama Ibnu Al-Haitham juga menemukan prinsip kerja kamera seperti yang ditemukan Mo Ti. Ia pun mulai meneliti berbagai ragam fenomena cahaya, termasuk sistem penglihatan manusia. Lalu, Haitham bersama muridnya, Kamal ad-Din, untuk pertama kali memperkenalkan fenomena obscura kepada orang-orang di sekelilingnya. Waktu itu, obscura yang ia maksud adalah sebuah ruangan tertutup yang di salah satu sisinya terdapat sebuah lubang kecil sehingga seberkas cahaya dapat masuk dan membuat bayangan dari benda-benda yang ada di depannya. Tak heran, pada abad ke-11 M, orang-orang Arab sudah memakainya sebagai hiburan dengan menjadikan tenda mereka sebagai kamera obscura.
Kemudian kamera obscura mulai diteliti lagi oleh Leonardo da Vinci, seorang pelukis dan ilmuwan, pada akhir abad ke-15. Ia menggambar rincian sistem kerja alat yang menjadi asal muasal kata "kamera" itu dan mulai menyempurnakannya. Pada mulanya kamera ini tidak begitu diminati karena cahaya yang masuk amat sedikit, sehingga bayangan yang terbentuk pun samar-samar. Penggunaan kamera ini baru populer setelah lensa ditemukan pada tahun 1550. Dengan lensa pada kamera ini, maka cahaya yang masuk ke kamera dapat diperbanyak, dan gambar dapat dipusatkan sehingga menjadi lebih sempurna.
Pada tahun 1575, para ilmuwan berhasil membuat kamera portable yang pertama. Tapi kamera buatan yang sangat kuno ini tetap hanya bisa digunakan untuk menggambar. Lalu pada tahun 1680 lahir kamera refleks pertama yang penggunaannya juga masih untuk menggambar, tapi sudah memiliki sedikit kemajuan. Tapi, lantaran bahan baku untuk mengabadikan benda-benda yang berada di depan lensa belum ditemukan, maka kamera ini juga masih dipakai untuk mempermudah proses penggambaran benda.
Joseph Nicephore Niepce
Sejarah penemuan film baru dimulai pada tahun 1826. Joseph Nicephore Niepce, seorang veteran Perancis, bereksperimen menggunakan kamera obscura dan plat logam yang dilapisi bahan aspal untuk mengabadikan gambar sebuah obyek. Setelah 8 jam mengekspos pemandangan dari jendela kamarnya melalui proses “Heliogravure”, ia berhasil melahirkan sebuah imaji yang agak kabur dan mempertahankan gambar secara permanen. Keberhasilannya itu dianggap sebagai awal dari sejarah fotografi. Gambar yang dibuat oleh Niepce itu diberi judul “View from The Window at Le Gras” dan menjadi foto pertama yang pernah ada di dunia.
Kalau nama Niepce tercatat sebagai fotografer pertama yang mengabadikan sebuah gambar, Louis J.M. Daguerre adalah orang yang pertama kali membuat foto yang di dalamnya terdapat sosok manusia. Pada foto yang diambil dari jarak jauh di tahun 1839 itu, tampak seseorang lelaki sedang berdiri dan mengangkat salah satu kaki saat sepatunya sedang dibersihkan oleh orang lain di pinggir sebuah jalan raya. Daguerre dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat gambar permanen pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin, lalu disinari selama satu setengah jam dengan pemanas mercuri (neon). Proses ini disebut “daguerreotype”. Untuk membuat gambar permanen, pelat itu dicuci dengan larutan garam dapur dan air suling.
Percobaan-demi percobaan terus berlanjut, sampai akhirnya William Henry Talbott dari Inggris pada 25 Januari 1839 memperkenalkan “lukisan fotografi” yang juga menggunakan kamera obscura, tapi ia membuat foto positifnya pada sehelai kertas chlorida perak. Kemudian, pada tahun yang sama Talbot menemukan cikal bakal film negatif modern yang terbuat dari lembar kertas beremulsi, yang bisa digunakan untuk mencetak foto dengan cara “contact print”. Teknik ini juga bisa digunakan untuk cetak ulang layaknya film negatif modern. Proses ini disebut Calotype yang kemudian dikembangkan menjadi Talbotypes. Untuk menghasilkan gambar positif, Talbot menggunakan proses Saltprint. Gambar dengan film negatif pertama yang dibuat Talbot pada Agustus 1835 adalah pemandangan pintu perpustakaan di rumahnya di Hacock Abbey, Wiltshire, Inggris.
Penemuan-penemuan teknologi pun semakin bermunculan seiring dengan masuknya fotografi ke dunia jurnalistik. Tapi, lantaran orang-orang jurnalistik belum bisa memasukkan foto ke dalam proses cetak, mereka menyalin foto yang ada dengan menggambarnya memakai tangan. Surat kabar pertama yang memuat gambar dengan teknik ini adalah The Daily Graphic, yakni pada 16 April 1877. Gambar berita pertama dalam surat kabar itu adalah sebuah peristiwa kebakaran.
Kemudian, ditemukanlah proses cetak “half tone” pada tahun 1880 yang memungkinkan foto dimasukkan ke dalam surat kabar. Foto paling pertama yang ada di surat kabar adalah foto tambang pengeboran minyak Shantytown yang muncul di surat kabar “New York Daily Graphic” di Amerika Serikat pada tanggal 4 Maret 1880. Foto itu adalah karya Henry J Newton.
Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 22), arsitek utama dunia fotografi modern adalah seorang pengusaha bernama George Eastman. Melalui perusahaannya yang bernama Kodak Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta menjual roll film dan kamera boks yang praktis. Saat itu, dunia fotografi sudah mengenal perbaikan lensa, shutter, film, dan kertas foto. Penemuan-penemuan tersebut telah mempermudah orang mengabadikan benda-benda yang berada di depan lensa dan mereproduksinya. Dengan demikian, para fotografer, baik amatir maupun profesional, bisa menghasilkan suatu karya seni tinggi tanpa terhalang oleh keterbatasan teknologi.
Pada Tahun 1900 seorang juru gambar telah menciptakan kamera Mammoth. Ukuran kamera ini amat besar. Beratnya 1,400 pon, sedangkan lensanya memiliki berat 500 pon. Untuk mengoperasikan atau memindahkannya, sang fotografer membutuhkan bantuan 15 orang. Kamera ini menggunakan film sebesar 4,5 x 8 kaki dan membutuhkan bahan kimia sebanyak 10 galon ketika memprosesnya.
Orang paling pertama yang ada di foto sejak kamera dibuat.
Lalu, pada tahun 1950, pemakaian prisma untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex (SLR) mulai ramai. Dan di tahun yang sama, Jepang mulai memasuki dunia fotografi dengan memproduksi kamera NIKON. Di tahun 1972, kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin Land mulai dipasarkan. Kamera Polaroid ini mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film.
Kemajuan teknologi turut memacu fotografi dengan sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.
Sejarah Fotografi di Indonesia
Perkembangan fotografi di Indonesia selalu berkaitan dan mengalir bersama momentum sosial-politik perjalanan bangsa ini, mulai dari momentum perubahan kebijakan politik kolonial, revolusi kemerdekaan, ledakan ekonomi di awal 1980-an, sampai Reformasi 1998.
Pada tahun 1841, seorang pegawai kesehatan Belanda bernama Juriaan Munich mendapat perintah dari Kementerian Kolonial untuk mendarat di Batavia dengan membawa dauguerreotype. Munich diberi tugas mengabadikan tanaman-tanaman serta kondisi alam yang ada di Indonesia sebagai cara untuk mendapatkan informasi seputar kondisi alam. Sejak saat itu, kamera menjadi bagian dari teknologi modern yang dipakai Pemerintah Belanda untuk menjalankan kebijakan barunya. Penguasaan dan kontrol terhadap tanah jajahan tidak lagi dilakukan dengan membangun benteng pertahanan atau penempatan pasukan dan meriam, melainkan dengan cara menguasai teknologi transportasi dan komunikasi modern. Dalam kerangka ini, fotografi menjalankan fungsinya lewat pekerja administratif kolonial, pegawai pengadilan, opsir militer, dan misionaris.
Latar itulah yang menjelaskan mengapa selama 100 tahun keberadaan fotografi di Indonesia (1841-1941) penguasaan alat ini secara eksklusif ada di tangan orang Eropa, sedikit orang Cina, dan Jepang. Berdasarkan survei dan hasil riset di studio foto-foto komersial di Hindia Belanda tentang foto-foto yang ada sejak tahun 1850 hingga 1940, dari 540 studio foto di 75 kota besar dan kecil, terdapat 315 nama orang Eropa, 186 orang Cina, 45 orang Jepang, dan hanya empat orang lokal Indonesia, salah satunya adalah Kasian Cephas.
Kasian Cephas adalah warga lokal asli. Ia dilahirkan pada tanggal 15 Februari 1844 di Yogyakarta. Cephas sebenarnya adalah asli pribumi yang kemudian diangkat sebagai anak oleh pasangan Adrianus Schalk dan Eta philipina Kreeft, lalu disekolahkan ke Belanda. Cephas-lah yang pertama kali mengenalkan dunia fotografi ke Indonesia. Meski demikian, literatur-literatur sejarah Indonesia sangat jarang menyebut namanya sebagai pribumi pertama yang berkarir sebagai fotografer profesional. Nama Kassian Cephas mulai terlacak dengan karya fotografi tertuanya buatan tahun 1875.
Dibutuhkan waktu hampir seratus tahun bagi bangsa ini untuk benar-benar mengenal dunia fotografi. Masuknya Jepang pada tahun 1942 telah menciptakan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk menyerap teknologi ini. Demi kebutuhan propagandanya, Jepang mulai melatih orang Indonesia menjadi fotografer untuk bekerja di kantor berita mereka, Domei. Pada saat itulah muncul nama Mendur Bersaudara. Merekalah yang membentuk imaji baru tentang bangsa Indonesia.
Lewat fotografi, Mendur bersaudara berusaha menggiring mental bangsa ini menjadi bermental sama tinggi dan sederajat. Frans Mendur bersama kakaknya, Alex Mendur, juga menjadi icon bagi dunia fotografer nasional. Mereka kerap merekam peristiwa-peristiwa penting bagi negeri ini, salah satunya adalah mengabadikan detik-detik pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Inilah momentum ketika fotografi benar-benar "sampai" ke Indonesia, ketika kamera berpindah tangan dan orang Indonesia mulai merepresentasikan dirinya sendiri.
* Disarikan dari berbagi sumber
pasarkreasi.com
Dari Mo Ti hingga Mendur Bersaudara
Kalau anak kecil minta diajarkan cara menggunakan kamera digital, pasti dalam beberapa menit Anda bisa membuatnya anteng menjeprat-jepret obyek yang dia incar. Tapi bagaimana kalau dia minta diceritakan tentang cara pembuatan kamera digital? Hmm, tulisan ini mungkin bisa membantu Anda.
Dalam buku “The History of Photography” karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang lelaki berkebangsaan Cina bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala fotografi. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu pemandangan yang ada di luar akan terefleksikan secara terbalik lewat lubang tadi.
Selang beberapa abad kemudian, banyak ilmuwan menyadari serta mengagumi fenomena pinhole tadi. Bahkan pada abad ke-3 SM, Aristoteles mencoba menjabarkan fenomena pinhole tadi dengan segala ide yang ia miliki, lalu memperkenalkannya kepada kyalayak ramai. Aristoteles merentangkan kulit yang diberi lubang kecil, lalu digelar di atas tanah dan memberinya jarak untuk menangkap bayangan matahari. Dalam eksperimennya itu, cahaya dapat menembus dan memantul di atas tanah sehingga gerhana matahari dapat diamati. Khalayak pun dibuat terperangah.
Selanjutnya, pada abad ke-10 Masehi, seorang ilmuwan muslim asal Irak yang bernama Ibnu Al-Haitham juga menemukan prinsip kerja kamera seperti yang ditemukan Mo Ti. Ia pun mulai meneliti berbagai ragam fenomena cahaya, termasuk sistem penglihatan manusia. Lalu, Haitham bersama muridnya, Kamal ad-Din, untuk pertama kali memperkenalkan fenomena obscura kepada orang-orang di sekelilingnya. Waktu itu, obscura yang ia maksud adalah sebuah ruangan tertutup yang di salah satu sisinya terdapat sebuah lubang kecil sehingga seberkas cahaya dapat masuk dan membuat bayangan dari benda-benda yang ada di depannya. Tak heran, pada abad ke-11 M, orang-orang Arab sudah memakainya sebagai hiburan dengan menjadikan tenda mereka sebagai kamera obscura.
Kemudian kamera obscura mulai diteliti lagi oleh Leonardo da Vinci, seorang pelukis dan ilmuwan, pada akhir abad ke-15. Ia menggambar rincian sistem kerja alat yang menjadi asal muasal kata "kamera" itu dan mulai menyempurnakannya. Pada mulanya kamera ini tidak begitu diminati karena cahaya yang masuk amat sedikit, sehingga bayangan yang terbentuk pun samar-samar. Penggunaan kamera ini baru populer setelah lensa ditemukan pada tahun 1550. Dengan lensa pada kamera ini, maka cahaya yang masuk ke kamera dapat diperbanyak, dan gambar dapat dipusatkan sehingga menjadi lebih sempurna.
Pada tahun 1575, para ilmuwan berhasil membuat kamera portable yang pertama. Tapi kamera buatan yang sangat kuno ini tetap hanya bisa digunakan untuk menggambar. Lalu pada tahun 1680 lahir kamera refleks pertama yang penggunaannya juga masih untuk menggambar, tapi sudah memiliki sedikit kemajuan. Tapi, lantaran bahan baku untuk mengabadikan benda-benda yang berada di depan lensa belum ditemukan, maka kamera ini juga masih dipakai untuk mempermudah proses penggambaran benda.
Joseph Nicephore Niepce
Sejarah penemuan film baru dimulai pada tahun 1826. Joseph Nicephore Niepce, seorang veteran Perancis, bereksperimen menggunakan kamera obscura dan plat logam yang dilapisi bahan aspal untuk mengabadikan gambar sebuah obyek. Setelah 8 jam mengekspos pemandangan dari jendela kamarnya melalui proses “Heliogravure”, ia berhasil melahirkan sebuah imaji yang agak kabur dan mempertahankan gambar secara permanen. Keberhasilannya itu dianggap sebagai awal dari sejarah fotografi. Gambar yang dibuat oleh Niepce itu diberi judul “View from The Window at Le Gras” dan menjadi foto pertama yang pernah ada di dunia.
Kalau nama Niepce tercatat sebagai fotografer pertama yang mengabadikan sebuah gambar, Louis J.M. Daguerre adalah orang yang pertama kali membuat foto yang di dalamnya terdapat sosok manusia. Pada foto yang diambil dari jarak jauh di tahun 1839 itu, tampak seseorang lelaki sedang berdiri dan mengangkat salah satu kaki saat sepatunya sedang dibersihkan oleh orang lain di pinggir sebuah jalan raya. Daguerre dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat gambar permanen pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin, lalu disinari selama satu setengah jam dengan pemanas mercuri (neon). Proses ini disebut “daguerreotype”. Untuk membuat gambar permanen, pelat itu dicuci dengan larutan garam dapur dan air suling.
Percobaan-demi percobaan terus berlanjut, sampai akhirnya William Henry Talbott dari Inggris pada 25 Januari 1839 memperkenalkan “lukisan fotografi” yang juga menggunakan kamera obscura, tapi ia membuat foto positifnya pada sehelai kertas chlorida perak. Kemudian, pada tahun yang sama Talbot menemukan cikal bakal film negatif modern yang terbuat dari lembar kertas beremulsi, yang bisa digunakan untuk mencetak foto dengan cara “contact print”. Teknik ini juga bisa digunakan untuk cetak ulang layaknya film negatif modern. Proses ini disebut Calotype yang kemudian dikembangkan menjadi Talbotypes. Untuk menghasilkan gambar positif, Talbot menggunakan proses Saltprint. Gambar dengan film negatif pertama yang dibuat Talbot pada Agustus 1835 adalah pemandangan pintu perpustakaan di rumahnya di Hacock Abbey, Wiltshire, Inggris.
Penemuan-penemuan teknologi pun semakin bermunculan seiring dengan masuknya fotografi ke dunia jurnalistik. Tapi, lantaran orang-orang jurnalistik belum bisa memasukkan foto ke dalam proses cetak, mereka menyalin foto yang ada dengan menggambarnya memakai tangan. Surat kabar pertama yang memuat gambar dengan teknik ini adalah The Daily Graphic, yakni pada 16 April 1877. Gambar berita pertama dalam surat kabar itu adalah sebuah peristiwa kebakaran.
Kemudian, ditemukanlah proses cetak “half tone” pada tahun 1880 yang memungkinkan foto dimasukkan ke dalam surat kabar. Foto paling pertama yang ada di surat kabar adalah foto tambang pengeboran minyak Shantytown yang muncul di surat kabar “New York Daily Graphic” di Amerika Serikat pada tanggal 4 Maret 1880. Foto itu adalah karya Henry J Newton.
Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 22), arsitek utama dunia fotografi modern adalah seorang pengusaha bernama George Eastman. Melalui perusahaannya yang bernama Kodak Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta menjual roll film dan kamera boks yang praktis. Saat itu, dunia fotografi sudah mengenal perbaikan lensa, shutter, film, dan kertas foto. Penemuan-penemuan tersebut telah mempermudah orang mengabadikan benda-benda yang berada di depan lensa dan mereproduksinya. Dengan demikian, para fotografer, baik amatir maupun profesional, bisa menghasilkan suatu karya seni tinggi tanpa terhalang oleh keterbatasan teknologi.
Pada Tahun 1900 seorang juru gambar telah menciptakan kamera Mammoth. Ukuran kamera ini amat besar. Beratnya 1,400 pon, sedangkan lensanya memiliki berat 500 pon. Untuk mengoperasikan atau memindahkannya, sang fotografer membutuhkan bantuan 15 orang. Kamera ini menggunakan film sebesar 4,5 x 8 kaki dan membutuhkan bahan kimia sebanyak 10 galon ketika memprosesnya.
Orang paling pertama yang ada di foto sejak kamera dibuat.
Lalu, pada tahun 1950, pemakaian prisma untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex (SLR) mulai ramai. Dan di tahun yang sama, Jepang mulai memasuki dunia fotografi dengan memproduksi kamera NIKON. Di tahun 1972, kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin Land mulai dipasarkan. Kamera Polaroid ini mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film.
Kemajuan teknologi turut memacu fotografi dengan sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.
Sejarah Fotografi di Indonesia
Perkembangan fotografi di Indonesia selalu berkaitan dan mengalir bersama momentum sosial-politik perjalanan bangsa ini, mulai dari momentum perubahan kebijakan politik kolonial, revolusi kemerdekaan, ledakan ekonomi di awal 1980-an, sampai Reformasi 1998.
Pada tahun 1841, seorang pegawai kesehatan Belanda bernama Juriaan Munich mendapat perintah dari Kementerian Kolonial untuk mendarat di Batavia dengan membawa dauguerreotype. Munich diberi tugas mengabadikan tanaman-tanaman serta kondisi alam yang ada di Indonesia sebagai cara untuk mendapatkan informasi seputar kondisi alam. Sejak saat itu, kamera menjadi bagian dari teknologi modern yang dipakai Pemerintah Belanda untuk menjalankan kebijakan barunya. Penguasaan dan kontrol terhadap tanah jajahan tidak lagi dilakukan dengan membangun benteng pertahanan atau penempatan pasukan dan meriam, melainkan dengan cara menguasai teknologi transportasi dan komunikasi modern. Dalam kerangka ini, fotografi menjalankan fungsinya lewat pekerja administratif kolonial, pegawai pengadilan, opsir militer, dan misionaris.
Latar itulah yang menjelaskan mengapa selama 100 tahun keberadaan fotografi di Indonesia (1841-1941) penguasaan alat ini secara eksklusif ada di tangan orang Eropa, sedikit orang Cina, dan Jepang. Berdasarkan survei dan hasil riset di studio foto-foto komersial di Hindia Belanda tentang foto-foto yang ada sejak tahun 1850 hingga 1940, dari 540 studio foto di 75 kota besar dan kecil, terdapat 315 nama orang Eropa, 186 orang Cina, 45 orang Jepang, dan hanya empat orang lokal Indonesia, salah satunya adalah Kasian Cephas.
Kasian Cephas adalah warga lokal asli. Ia dilahirkan pada tanggal 15 Februari 1844 di Yogyakarta. Cephas sebenarnya adalah asli pribumi yang kemudian diangkat sebagai anak oleh pasangan Adrianus Schalk dan Eta philipina Kreeft, lalu disekolahkan ke Belanda. Cephas-lah yang pertama kali mengenalkan dunia fotografi ke Indonesia. Meski demikian, literatur-literatur sejarah Indonesia sangat jarang menyebut namanya sebagai pribumi pertama yang berkarir sebagai fotografer profesional. Nama Kassian Cephas mulai terlacak dengan karya fotografi tertuanya buatan tahun 1875.
Dibutuhkan waktu hampir seratus tahun bagi bangsa ini untuk benar-benar mengenal dunia fotografi. Masuknya Jepang pada tahun 1942 telah menciptakan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk menyerap teknologi ini. Demi kebutuhan propagandanya, Jepang mulai melatih orang Indonesia menjadi fotografer untuk bekerja di kantor berita mereka, Domei. Pada saat itulah muncul nama Mendur Bersaudara. Merekalah yang membentuk imaji baru tentang bangsa Indonesia.
Lewat fotografi, Mendur bersaudara berusaha menggiring mental bangsa ini menjadi bermental sama tinggi dan sederajat. Frans Mendur bersama kakaknya, Alex Mendur, juga menjadi icon bagi dunia fotografer nasional. Mereka kerap merekam peristiwa-peristiwa penting bagi negeri ini, salah satunya adalah mengabadikan detik-detik pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Inilah momentum ketika fotografi benar-benar "sampai" ke Indonesia, ketika kamera berpindah tangan dan orang Indonesia mulai merepresentasikan dirinya sendiri.
* Disarikan dari berbagi sumber
Wednesday, October 27, 2010
Cerpen buatanku
Ini adalah cerpen ASLI 100% Karyaku sendiri. Rencananya cerita ini akan aku kembangkan lebih lengkap dan lebih jelasnya, karena awalnya ini adalah hanya skenario dari sebuah novel yang ingin aku buat dari hasil karya tanganku sendiri. Namun, karena ada sebuah kepentingan yang lebih penting jadi aku relakan cerita ini untuk dikumpulkan kepada guru, karena aku terpilih untuk ikut lomba cerpen tingkat Nasional. Cerita ini aku hanya asal-asalan aja, tapi mengandung makna. Silahkan Menyimak cerita ini :
USAHAKU MENJADI SEORANG ANAK BERPRESTASI DAN SUKSES
Pada suatu hari ada seorang gadis kecil bernama LITA. Lita kelas 2 SMP, ia sekolah di SMP Masykur Jakarta. Lita adalah anak satu-satunya dari pasangan Bp. Usman dan Ibu. Melinda. Lita adalah bukan termasuk anak yang pintar dan berprestasi, Lita termasuk golongan anak yang tidak pintar dan tidak bodoh, jadi Lita termasuk anak yang sedang-sedang saja. Lita ingin menjadi anak yang berprestasi, tetapi mimpinya itu tidak pernah menjadi sebuah kenyataan. Ia terus bermimpi bahwa ia adalah anak yang berprestasi mimpi itu tidak pernah menjadi sebuah kenyataan.
Pada suatu ketika Lita belajar 1 malam penuh, dari pulang sekolah ia langsung mandi lalu belajar, lalu saat selesai belajar ia tidur siang dan shalat, saat malamnya ia belajar dengan serius. Saat keesokan harinya ia mulai sekolah dan hasilnyapun cukup memuaskan, dan Lita sangat senang dengan hasilnya. Saat sesampainya dirumah ia memberi tau ibunya bahwa ia mendapat nilai bagus, ibunyapun sangat senang.
Saat sebelum tidur Lita ingin bertanya kepada ibunya “bu, bagaimana sihh bu menjadi seorang anak yang pintar…??? Lita ingin buu menjadi anak yang pintar… Supaya Lita saat dewasa nanti bisa menjadi anak yang sukses buu…. Caranya bagaimana bu..??” Tanya Lita, “caranya itu sangat mudah Lita hanya lima saja, tetapi sangat berat untuk dilakukan…. Jika kamu merasa berat kamu harus lawan, karena sangat sulit sekali bila dilakukan…. Bagaimana kamu masih ingin mengetahuinya…???” jawab ibu, “ya…. Lita masih ingin tahu…. Bagaimanapun caranya Lita ingin tahu biar Lita bisa menjadi anak yang sukses dan berprestasi bu….!!!” Sahut Lita. “Baiklah, pertama kamu harus Manurut apa kata orang tuamu, karena dengan menurut itu kamu bisa bahagia dunia akhirat…. Kedua kamu harus belajar Jujur dan terbuka kepada orang tua atau keluarga... jangan kamu berbohong.. karena kalau kamu jujur kamu akan menjadi orang berwibawa dan dihargai oleh semua orang…. Ketiga kamu harus Disiplin terhadap waktu, kegiatan, PR kamu disekolah, dan lain-lain… belajar Disiplin itu sangat susah lhoo….!! Kalau kamu disiplin nikmatnya Dunia dan Akhirat…. Ke empat, kamu harus Rajin Belajar… tidak perlu setiap hari kamu belajar, jika hanya 1 lembar buku saja tidak apa-apa... yang penting kamu belajarnya serius…. Yang terakhir kamu harus Rajin beribadah shalat 5 waktu, tadarus Qur’an, banyak-banyak meminta kepada Allah, mengamalkan ibadah-ibadahmu, hafalkan Al-Qur’an, perbanyak berdzikir, perbanyak minta ampun kepada Allah dan orang tua…. Hanya itu…. Untuk yang lain-lainnya nomor sekian…!!” jawab ibu.
Sejak mendengar perkataan ibu tadi Lita mulai melakukannya minggu depan, karena kalau minggu ini ia tidak sanggup dan harus memahaminya terlebih dahulu, dan mencari maksed dari perkataan ibu.
Hari ini adalah hari pertama di minggu ke-2, Lita mulai melakukan diri sesuai yang diperintahkan dan disarankan oleh ibu, Lita mencoba 1 demi 1 langkah ia lakukan, dan 1 demi 1 cobaan yang memberatkan dia untuk melakukannya dia hadapi dengan ikhlas. Saat itu Lita tahu, ternyata betul kata ibu, bahwa menjadi anak yang pintar dan sukses itu cukup sulit dan sangat berat untuk dilakukan karena godaan syaitan.
Saat bel pulang sekolah telah berbunyi Lita segera menyegerakan diri ke halaman parkir dan menemui ibunya. Saat sesampainya dirumah ia segeera melepas seragam, mandi, ganti baju, lalu shalat dzuhur. Setelah semuanya selesai ia lakukan, ia langsung ke ruang keluarga menemui ibunya yang sedang menonton TV, Lita berkata “bu, ternyata saran yang ibu katakana itu sangat berat sekali ya bu untuk Lita laksanakan…!! Lita lelah bu, banyak sekali ujian dan cobaan…. Tetapi bu, saran yang ibu beritahu itu ada yang langsung menunjukan manfaat buat Lita buuu….!!! Lita senanggggg……… sekaliiii…..!!! karena Lita merasakan hal yang berbeda dari yang dulu buu…!!!” kata Lita, “iyaa Litaa, memang seperti apa yang ibu bilang sangaaattt…. Berat untuk dilakukan… tetapi hasilnya sangaaattt… senang kalau dirasakan…!! Apakah kamu mau terus mencoba Lita…???” kata ibu, “iya buu…!!! Lita harus tetap berusaha walaupun itu Lita tidak sanggup, karena Lita melihat teman-teman Lita yang berprestasi sangaaattt…… senang hidupnyaa…… kan Lita juga mau buu… !!” kata Lita, “hahahaaa…. Ibu juga tahu… tapi, kamu harus tahu… ada anak yang pintar karena keturunan… ada anak yang pintar karena belajar dengan giat… dulu kakak ibu kan pintar karena keturunan… kalau ibu lebih masuk ke Bapak… kakek kamu… jadi tidak pintar dan tidak bodoh… tapi yang penting kamu harus bisa disiplin dan jujur… apalagi masa-masa muda kamu ini masa-masa yang paling gampang terpengaruh… kelas 2 SMP itu kan masa-masa remaja, masa-masa yang mengalami perubahan… jadi kamu harus mengerti keadaan dan jangan bergaul secara bebas…!!” kata ibu.Malam telah menunjukan pukul 10.05 waktunya Lita untuk tidur, saat tidur ia masih tidak mengerti maksud dari perkataan ibu. Ia lalu tertidur dan hilang fikiran itu.
Esok harinya, ada seorang anak baru lelaki,bernama Rio, dia berasal dari Bogor. Entah Lita melihat tampang lelaki tersebut seperti sangat berbeda, dan tanpa Lita sadari, Lita menyukai lelaki tersebut. “Aduuuhhh……..!!!! Litaa Litaa Litaaa….. kok kamu begini sih litaaa…!! Kamu kan mau pintarr… udah ya Lita jangan difikirkan..!!” bicara Lita kepada dirinya sendiri. Suatu hari guru matematika Lita memberikan tugas kelompok, dan pada saat itu kelompok Lita terpilih dengan lelaki tersebut. “Liiiiitttttaaaaaaaa..!! terpaksa ibu kelompokan engkau dengan 2 anak laki dan 1 perempuan yaaa…!!!” kata guru matematika Lita, “iyaa buuu…. Tidak apa-apaa kok buu….!!” Jawab Lita, padahal dalam hatinya Lita merasa senang karena dia berkesempatan berkelompok dengan Rio.
Bel pulang telah berbunyi, saat sampai dirumah entah kenapa Lita mulai sedikit berubah. Saat siang-siang yang sedang hujan deras itu ibu memanggil Lita, “Liiiiiiiittttttaaaaaaaaaa………!!!!!! Baannttuu iiibuuu beerreesss beerreesss naaakk…!!!” teriak dengan keras suara Ibu, “iyyaaaa buuu….!!!! Sebeeennntaaarr….!!!” Jawab Lita. “aduh buu… Lita lelah buu, bolehkah Lita istirahat buu..??” kata Lita, “hah…?! Kamu capee…??? Ya sudah istirahat sana…!! Tapi ingat waktu ya naak…!!” kata ibu, padahal Lita hanya nge-LES agar Lita bisa mengingat moment-moment tadi saja. “oh yaa…!! Aku telah bohong…?? Aku harus minta maaf sama ibu…!! Aduuhh….!! Ibu marah gak yaa…??” bicaranya dalam hati dengan penuh keraguan dan ketakutan.
Sebelum ia tidur, ia ingin meminta maaf kepada ibunya bahwa tadi siang saat hujan ia telah berbohong kepada ibunya, “bu… Lita ingin minta maaf bu…” kata Lita, “hah…?! Untuk apa Litaa..?? apa yang kamu lakukan…??” jawab ibu dengan penuh keraguan, “Tadi siang Lita bohong bu kepada ibu… sebenarnya Lita tidak tidur tetapi Lita hanya… hanyaa… hanyaa…” jawab Lita belum selesai dan ibu telah menyahutnya “hanya kenapa Litaa…??? Apa sih yang kamu lakukan…???” Tanya ibu, “Lita hanya ingin mengingat moment – moment tadi disekolah yang sangat seru sekali bu… maaf ya bu…” kata Lita dengan suara yang sangat melemah, “ohh… hanya ituu…?? Lalu kenapa kamu harus berbohong…?? Kamu bilang kamu mau jadi anak berprestasi, kebohongan itu sama saja membohongi diri kamu sendiri Lita… bagaimana kamu mau jadi anak yang sukses dan berprestasi…?? Kamu harus mengandalkan jujur… jangan menutupi kesalahan dengan bohong…!!! Jawab saja jujur, aduh buu… Lita sedang tidak mau… begitu saja… tak perlu kamu berbohong kan..?? kamu masih mau berbohong…?? Percuma usaha kamu untuk menjadi anak yang pintar kalau kamu masih ingin mau berbohong…!!” Ibu menasihati dengan nada tinggi seperti orang marah, “baiklah bu… Lita tidak akan melakukan kesalahan itu lagi…” jawab Lita dengan suara lemah, “ya sudah…!!! Cepat kamu tidur…!!!” jawab ibu.
Esok adalah hari Minggu, seperti biasa Lita pasti selalu bangun kesiangan. Saat ia bangun ia langsung sarapan lalu mandi, setelah mandi ia berhasil menyimpulkan bahwa hidupnya dilalui oleh cobaan, ujian, cinta, kebahagian, kesedihan, penyesalan, marah, kata “maaf”, kebohongan, kejujuran, dan ketaatan. Lita sekarang sedikit mengerti apa maksud perkataan ibu, ternyata kalau menurut kata-kata orang tua itu hasilnya senang dunia akhirat, kemuliaan dunia dan akhirat, mendapat pahala, rezaki dunia akhirat, surga ganjarannya, dihormati oleh orang-orang dunia akhirat, menjadi orang bijak dan berwibawa, disukai dan disenangi tetangga atau orang-orang, dan masih banyak lagi. Itu baru saja yang pertama, apalagi seluruhnya pasti hasilnya sangat bermanfaat, bahagia, dan lain-lain.
Saat waktu azan dzuhur telah berkumandang ia segera mengambil air wudhu dan shalat dzuhur. Saat selesai ia langsung berdo’a agar mimpinya menjadi sebuah kenytaan. Saat seusai Shalat ia segera menuju ruang makan untuk makan siang. Selesai makan siang ia akan belajar sebentar sampai jam menunjukan pukul 14.00 siang, saat jam 2 siang telah tiba ia segera tidur siang hingga alarm jam kamarnya berbunyi yaitu pukul 4 sore. Saat jam menunjukan pukul 4 sore ia segera bangun dan bergegas untuk mandi dan shalat ashar, setelah selesai semuanya ia ingin bermain computer nya, ia ingin bermain internetnya untuk mencari ilmu di dunia maya.
Malam telah tiba waktunya ia untuk tidur, tetapi ia sempatkan untuk kembali memahami maksud ibu, ia mencari-cari apa kelebihan darinya, ternyata saat dia tahu dia memiliki kelebihan designer, dan menulis atau membuat cerita atau menulis sebuah buku. “Waaw…!!! Aku baru tahu… aku bisa menjadi designer dan penulis yaa…??? Mm…. caraku untuk menjadi sukses ini jangan aku sia-siakan… aku bisa membuat sebuah buku… apabila laku aku akan menambah stock dan aku akan menjualnya lebih banyak… uangnya aku akan tabung untuk biaya sekolah ku dan kalau aku mau membuat buku lagi aku akan sangat membantu ibu dan papa untuk mengurangi beban biaya pengeluaran… ahh…!!! Aku mau mencoba ahh…!!” katanya untuk dirinya sendiri.
Esok adalah hari senin, saat hari senin telah tiba, ia tahu bahwa hari ini Libur karena guru-guru disekolahannya mengadakan rapat tentang sekolahnya, Lita ingin mencoba membuat buku atau cerpen yang kreasinya sendiri dan membuat designer sebuah kreasi sendiri agar ia mendapat penghasilan sendiri dan tidak memberatkan orang tuanya.
Siang-siang bolong yang sedang panas sekali Lita menyalakan AC kamarnya karena kepanasan, dan ia mencoba menulis sebuah buku cerita anak-anak, dan dalam waktu itu singkat yaitu 3 Jam ia telah menyelesaikan 156 halaman dengan singkat dan cepatnya, “hmm… bagaimana kalau cerita ini aku print lalu aku jadikan sebuah buku lalu aku jual ke sebuah perusahaan mm… semoga bisaa…!! Tapi… kalau aku gagal bagaimana yaa…??? Haduhh…?? Masa aku harus cari perusahaan yang lain lagi sihh…?? Ahh… gak mungkin semoga ajah diterima aminn…!!!” kata Lita dalam hatinya. Lalu ia mencoba mengeprint hasil buku ceritanya itu, dan ia datangi sebuah took untuk menjadikannya sebuah buku, tetapi sambil menunggu Lita mencari perusahaan yang mau menerima buku hasil karyanya. Awalnya ia mencoba perusahaan swasta, ia sedih sekali karena ia ditolak atau tidak terima, ia sedihh… sekali dan ia hampir putus asa, lalu ia mencoba mencari perusahaan Negara, dan Lita senang karena ia diterima buku buatannya dengan 1 buku seharga 20.000 pebukunya, saat dijual menjadi 25.000 jadi keuntungannya adalah Rp. 5,000,-. “akhirnya aku diterima juga syukurlah… ahh… aku mencoba mamasok 100.000 buku ahh… meskipun biaya besar siapa tahu dengan biaya yang cukup besar itu dapat membantu ku…!!” katanya kepada dirinya sendiri.
Sambil menunggu pembuatan buku 100.000 exemplar, ia belajar untuk saat sekolah nanti. “harga seluruhnya Rp. 2.500.000,- seluruhnya dek…!!” kata mbak-mbak perusahaannya, “hah…?! 2 juta…??? Waw…?? Oke… kalau melalui kartu kredit bisa gak mba…??” Tanya Lita, “bisa dek kartunya, kartu apa…???” Tanya mbaknya, “kartu debit BCA…!!” kata Lita, “ohh ada silahkan masukan nomornya…” kata mbak perusahaannya, begitu dan seterusnya. Setelah semua selesai, 5 jam kemudian seluruh buku buatannya terjual HABIS. Lita sangat senang, dan uang hasil penjualannya ditransfer ke rekeningnya Rp.500.000.000,- uang sebesar itu ditransfer, ia sangat senang dan ia membuat pasokan yang lebih banyak lagi hingga tabungannya di bank menjadi Rp. 5 miliar.
Selain dari kesenangannya itu hasil belajarnya dengan rajin itu membuahkan hasil yang sangat besar, ia menjadi anak terpintar di sekolahnya dan menjadi anak berprestasi se-provinsi tempat ia tinggal. Ayah dan Ibunya senang karena ia bisa menjadi anak sukses dan berprestasi. Dan kini Lita telah menjadi seorang anak yang sukses dimasa mudanya…
TAMAT
Halijah Syucha Pelu
SMP Negri 04 Bekasi Selatan
Kelas 7-8
USAHAKU MENJADI SEORANG ANAK BERPRESTASI DAN SUKSES
Pada suatu hari ada seorang gadis kecil bernama LITA. Lita kelas 2 SMP, ia sekolah di SMP Masykur Jakarta. Lita adalah anak satu-satunya dari pasangan Bp. Usman dan Ibu. Melinda. Lita adalah bukan termasuk anak yang pintar dan berprestasi, Lita termasuk golongan anak yang tidak pintar dan tidak bodoh, jadi Lita termasuk anak yang sedang-sedang saja. Lita ingin menjadi anak yang berprestasi, tetapi mimpinya itu tidak pernah menjadi sebuah kenyataan. Ia terus bermimpi bahwa ia adalah anak yang berprestasi mimpi itu tidak pernah menjadi sebuah kenyataan.
Pada suatu ketika Lita belajar 1 malam penuh, dari pulang sekolah ia langsung mandi lalu belajar, lalu saat selesai belajar ia tidur siang dan shalat, saat malamnya ia belajar dengan serius. Saat keesokan harinya ia mulai sekolah dan hasilnyapun cukup memuaskan, dan Lita sangat senang dengan hasilnya. Saat sesampainya dirumah ia memberi tau ibunya bahwa ia mendapat nilai bagus, ibunyapun sangat senang.
Saat sebelum tidur Lita ingin bertanya kepada ibunya “bu, bagaimana sihh bu menjadi seorang anak yang pintar…??? Lita ingin buu menjadi anak yang pintar… Supaya Lita saat dewasa nanti bisa menjadi anak yang sukses buu…. Caranya bagaimana bu..??” Tanya Lita, “caranya itu sangat mudah Lita hanya lima saja, tetapi sangat berat untuk dilakukan…. Jika kamu merasa berat kamu harus lawan, karena sangat sulit sekali bila dilakukan…. Bagaimana kamu masih ingin mengetahuinya…???” jawab ibu, “ya…. Lita masih ingin tahu…. Bagaimanapun caranya Lita ingin tahu biar Lita bisa menjadi anak yang sukses dan berprestasi bu….!!!” Sahut Lita. “Baiklah, pertama kamu harus Manurut apa kata orang tuamu, karena dengan menurut itu kamu bisa bahagia dunia akhirat…. Kedua kamu harus belajar Jujur dan terbuka kepada orang tua atau keluarga... jangan kamu berbohong.. karena kalau kamu jujur kamu akan menjadi orang berwibawa dan dihargai oleh semua orang…. Ketiga kamu harus Disiplin terhadap waktu, kegiatan, PR kamu disekolah, dan lain-lain… belajar Disiplin itu sangat susah lhoo….!! Kalau kamu disiplin nikmatnya Dunia dan Akhirat…. Ke empat, kamu harus Rajin Belajar… tidak perlu setiap hari kamu belajar, jika hanya 1 lembar buku saja tidak apa-apa... yang penting kamu belajarnya serius…. Yang terakhir kamu harus Rajin beribadah shalat 5 waktu, tadarus Qur’an, banyak-banyak meminta kepada Allah, mengamalkan ibadah-ibadahmu, hafalkan Al-Qur’an, perbanyak berdzikir, perbanyak minta ampun kepada Allah dan orang tua…. Hanya itu…. Untuk yang lain-lainnya nomor sekian…!!” jawab ibu.
Sejak mendengar perkataan ibu tadi Lita mulai melakukannya minggu depan, karena kalau minggu ini ia tidak sanggup dan harus memahaminya terlebih dahulu, dan mencari maksed dari perkataan ibu.
Hari ini adalah hari pertama di minggu ke-2, Lita mulai melakukan diri sesuai yang diperintahkan dan disarankan oleh ibu, Lita mencoba 1 demi 1 langkah ia lakukan, dan 1 demi 1 cobaan yang memberatkan dia untuk melakukannya dia hadapi dengan ikhlas. Saat itu Lita tahu, ternyata betul kata ibu, bahwa menjadi anak yang pintar dan sukses itu cukup sulit dan sangat berat untuk dilakukan karena godaan syaitan.
Saat bel pulang sekolah telah berbunyi Lita segera menyegerakan diri ke halaman parkir dan menemui ibunya. Saat sesampainya dirumah ia segeera melepas seragam, mandi, ganti baju, lalu shalat dzuhur. Setelah semuanya selesai ia lakukan, ia langsung ke ruang keluarga menemui ibunya yang sedang menonton TV, Lita berkata “bu, ternyata saran yang ibu katakana itu sangat berat sekali ya bu untuk Lita laksanakan…!! Lita lelah bu, banyak sekali ujian dan cobaan…. Tetapi bu, saran yang ibu beritahu itu ada yang langsung menunjukan manfaat buat Lita buuu….!!! Lita senanggggg……… sekaliiii…..!!! karena Lita merasakan hal yang berbeda dari yang dulu buu…!!!” kata Lita, “iyaa Litaa, memang seperti apa yang ibu bilang sangaaattt…. Berat untuk dilakukan… tetapi hasilnya sangaaattt… senang kalau dirasakan…!! Apakah kamu mau terus mencoba Lita…???” kata ibu, “iya buu…!!! Lita harus tetap berusaha walaupun itu Lita tidak sanggup, karena Lita melihat teman-teman Lita yang berprestasi sangaaattt…… senang hidupnyaa…… kan Lita juga mau buu… !!” kata Lita, “hahahaaa…. Ibu juga tahu… tapi, kamu harus tahu… ada anak yang pintar karena keturunan… ada anak yang pintar karena belajar dengan giat… dulu kakak ibu kan pintar karena keturunan… kalau ibu lebih masuk ke Bapak… kakek kamu… jadi tidak pintar dan tidak bodoh… tapi yang penting kamu harus bisa disiplin dan jujur… apalagi masa-masa muda kamu ini masa-masa yang paling gampang terpengaruh… kelas 2 SMP itu kan masa-masa remaja, masa-masa yang mengalami perubahan… jadi kamu harus mengerti keadaan dan jangan bergaul secara bebas…!!” kata ibu.Malam telah menunjukan pukul 10.05 waktunya Lita untuk tidur, saat tidur ia masih tidak mengerti maksud dari perkataan ibu. Ia lalu tertidur dan hilang fikiran itu.
Esok harinya, ada seorang anak baru lelaki,bernama Rio, dia berasal dari Bogor. Entah Lita melihat tampang lelaki tersebut seperti sangat berbeda, dan tanpa Lita sadari, Lita menyukai lelaki tersebut. “Aduuuhhh……..!!!! Litaa Litaa Litaaa….. kok kamu begini sih litaaa…!! Kamu kan mau pintarr… udah ya Lita jangan difikirkan..!!” bicara Lita kepada dirinya sendiri. Suatu hari guru matematika Lita memberikan tugas kelompok, dan pada saat itu kelompok Lita terpilih dengan lelaki tersebut. “Liiiiitttttaaaaaaaa..!! terpaksa ibu kelompokan engkau dengan 2 anak laki dan 1 perempuan yaaa…!!!” kata guru matematika Lita, “iyaa buuu…. Tidak apa-apaa kok buu….!!” Jawab Lita, padahal dalam hatinya Lita merasa senang karena dia berkesempatan berkelompok dengan Rio.
Bel pulang telah berbunyi, saat sampai dirumah entah kenapa Lita mulai sedikit berubah. Saat siang-siang yang sedang hujan deras itu ibu memanggil Lita, “Liiiiiiiittttttaaaaaaaaaa………!!!!!! Baannttuu iiibuuu beerreesss beerreesss naaakk…!!!” teriak dengan keras suara Ibu, “iyyaaaa buuu….!!!! Sebeeennntaaarr….!!!” Jawab Lita. “aduh buu… Lita lelah buu, bolehkah Lita istirahat buu..??” kata Lita, “hah…?! Kamu capee…??? Ya sudah istirahat sana…!! Tapi ingat waktu ya naak…!!” kata ibu, padahal Lita hanya nge-LES agar Lita bisa mengingat moment-moment tadi saja. “oh yaa…!! Aku telah bohong…?? Aku harus minta maaf sama ibu…!! Aduuhh….!! Ibu marah gak yaa…??” bicaranya dalam hati dengan penuh keraguan dan ketakutan.
Sebelum ia tidur, ia ingin meminta maaf kepada ibunya bahwa tadi siang saat hujan ia telah berbohong kepada ibunya, “bu… Lita ingin minta maaf bu…” kata Lita, “hah…?! Untuk apa Litaa..?? apa yang kamu lakukan…??” jawab ibu dengan penuh keraguan, “Tadi siang Lita bohong bu kepada ibu… sebenarnya Lita tidak tidur tetapi Lita hanya… hanyaa… hanyaa…” jawab Lita belum selesai dan ibu telah menyahutnya “hanya kenapa Litaa…??? Apa sih yang kamu lakukan…???” Tanya ibu, “Lita hanya ingin mengingat moment – moment tadi disekolah yang sangat seru sekali bu… maaf ya bu…” kata Lita dengan suara yang sangat melemah, “ohh… hanya ituu…?? Lalu kenapa kamu harus berbohong…?? Kamu bilang kamu mau jadi anak berprestasi, kebohongan itu sama saja membohongi diri kamu sendiri Lita… bagaimana kamu mau jadi anak yang sukses dan berprestasi…?? Kamu harus mengandalkan jujur… jangan menutupi kesalahan dengan bohong…!!! Jawab saja jujur, aduh buu… Lita sedang tidak mau… begitu saja… tak perlu kamu berbohong kan..?? kamu masih mau berbohong…?? Percuma usaha kamu untuk menjadi anak yang pintar kalau kamu masih ingin mau berbohong…!!” Ibu menasihati dengan nada tinggi seperti orang marah, “baiklah bu… Lita tidak akan melakukan kesalahan itu lagi…” jawab Lita dengan suara lemah, “ya sudah…!!! Cepat kamu tidur…!!!” jawab ibu.
Esok adalah hari Minggu, seperti biasa Lita pasti selalu bangun kesiangan. Saat ia bangun ia langsung sarapan lalu mandi, setelah mandi ia berhasil menyimpulkan bahwa hidupnya dilalui oleh cobaan, ujian, cinta, kebahagian, kesedihan, penyesalan, marah, kata “maaf”, kebohongan, kejujuran, dan ketaatan. Lita sekarang sedikit mengerti apa maksud perkataan ibu, ternyata kalau menurut kata-kata orang tua itu hasilnya senang dunia akhirat, kemuliaan dunia dan akhirat, mendapat pahala, rezaki dunia akhirat, surga ganjarannya, dihormati oleh orang-orang dunia akhirat, menjadi orang bijak dan berwibawa, disukai dan disenangi tetangga atau orang-orang, dan masih banyak lagi. Itu baru saja yang pertama, apalagi seluruhnya pasti hasilnya sangat bermanfaat, bahagia, dan lain-lain.
Saat waktu azan dzuhur telah berkumandang ia segera mengambil air wudhu dan shalat dzuhur. Saat selesai ia langsung berdo’a agar mimpinya menjadi sebuah kenytaan. Saat seusai Shalat ia segera menuju ruang makan untuk makan siang. Selesai makan siang ia akan belajar sebentar sampai jam menunjukan pukul 14.00 siang, saat jam 2 siang telah tiba ia segera tidur siang hingga alarm jam kamarnya berbunyi yaitu pukul 4 sore. Saat jam menunjukan pukul 4 sore ia segera bangun dan bergegas untuk mandi dan shalat ashar, setelah selesai semuanya ia ingin bermain computer nya, ia ingin bermain internetnya untuk mencari ilmu di dunia maya.
Malam telah tiba waktunya ia untuk tidur, tetapi ia sempatkan untuk kembali memahami maksud ibu, ia mencari-cari apa kelebihan darinya, ternyata saat dia tahu dia memiliki kelebihan designer, dan menulis atau membuat cerita atau menulis sebuah buku. “Waaw…!!! Aku baru tahu… aku bisa menjadi designer dan penulis yaa…??? Mm…. caraku untuk menjadi sukses ini jangan aku sia-siakan… aku bisa membuat sebuah buku… apabila laku aku akan menambah stock dan aku akan menjualnya lebih banyak… uangnya aku akan tabung untuk biaya sekolah ku dan kalau aku mau membuat buku lagi aku akan sangat membantu ibu dan papa untuk mengurangi beban biaya pengeluaran… ahh…!!! Aku mau mencoba ahh…!!” katanya untuk dirinya sendiri.
Esok adalah hari senin, saat hari senin telah tiba, ia tahu bahwa hari ini Libur karena guru-guru disekolahannya mengadakan rapat tentang sekolahnya, Lita ingin mencoba membuat buku atau cerpen yang kreasinya sendiri dan membuat designer sebuah kreasi sendiri agar ia mendapat penghasilan sendiri dan tidak memberatkan orang tuanya.
Siang-siang bolong yang sedang panas sekali Lita menyalakan AC kamarnya karena kepanasan, dan ia mencoba menulis sebuah buku cerita anak-anak, dan dalam waktu itu singkat yaitu 3 Jam ia telah menyelesaikan 156 halaman dengan singkat dan cepatnya, “hmm… bagaimana kalau cerita ini aku print lalu aku jadikan sebuah buku lalu aku jual ke sebuah perusahaan mm… semoga bisaa…!! Tapi… kalau aku gagal bagaimana yaa…??? Haduhh…?? Masa aku harus cari perusahaan yang lain lagi sihh…?? Ahh… gak mungkin semoga ajah diterima aminn…!!!” kata Lita dalam hatinya. Lalu ia mencoba mengeprint hasil buku ceritanya itu, dan ia datangi sebuah took untuk menjadikannya sebuah buku, tetapi sambil menunggu Lita mencari perusahaan yang mau menerima buku hasil karyanya. Awalnya ia mencoba perusahaan swasta, ia sedih sekali karena ia ditolak atau tidak terima, ia sedihh… sekali dan ia hampir putus asa, lalu ia mencoba mencari perusahaan Negara, dan Lita senang karena ia diterima buku buatannya dengan 1 buku seharga 20.000 pebukunya, saat dijual menjadi 25.000 jadi keuntungannya adalah Rp. 5,000,-. “akhirnya aku diterima juga syukurlah… ahh… aku mencoba mamasok 100.000 buku ahh… meskipun biaya besar siapa tahu dengan biaya yang cukup besar itu dapat membantu ku…!!” katanya kepada dirinya sendiri.
Sambil menunggu pembuatan buku 100.000 exemplar, ia belajar untuk saat sekolah nanti. “harga seluruhnya Rp. 2.500.000,- seluruhnya dek…!!” kata mbak-mbak perusahaannya, “hah…?! 2 juta…??? Waw…?? Oke… kalau melalui kartu kredit bisa gak mba…??” Tanya Lita, “bisa dek kartunya, kartu apa…???” Tanya mbaknya, “kartu debit BCA…!!” kata Lita, “ohh ada silahkan masukan nomornya…” kata mbak perusahaannya, begitu dan seterusnya. Setelah semua selesai, 5 jam kemudian seluruh buku buatannya terjual HABIS. Lita sangat senang, dan uang hasil penjualannya ditransfer ke rekeningnya Rp.500.000.000,- uang sebesar itu ditransfer, ia sangat senang dan ia membuat pasokan yang lebih banyak lagi hingga tabungannya di bank menjadi Rp. 5 miliar.
Selain dari kesenangannya itu hasil belajarnya dengan rajin itu membuahkan hasil yang sangat besar, ia menjadi anak terpintar di sekolahnya dan menjadi anak berprestasi se-provinsi tempat ia tinggal. Ayah dan Ibunya senang karena ia bisa menjadi anak sukses dan berprestasi. Dan kini Lita telah menjadi seorang anak yang sukses dimasa mudanya…
TAMAT
Halijah Syucha Pelu
SMP Negri 04 Bekasi Selatan
Kelas 7-8
Lirik Lagu Evanescence - Bring Me To Live
"Bring Me To Life"
(feat. Paul McCoy)
how can you see into my eyes like open doors
leading you down into my core
where I’ve become so numb without a soul my spirit sleeping somewhere cold
until you find it there and lead it back home
(Wake me up)
Wake me up inside
(I can’t wake up)
Wake me up inside
(Save me)
call my name and save me from the dark
(Wake me up)
bid my blood to run
(I can’t wake up)
before I come undone
(Save me)
save me from the nothing I’ve become
now that I know what I’m without
you can't just leave me
breathe into me and make me real
bring me to life
(Wake me up)
Wake me up inside
(I can’t wake up)
Wake me up inside
(Save me)
call my name and save me from the dark
(Wake me up)
bid my blood to run
(I can’t wake up)
before I come undone
(Save me)
save me from the nothing I’ve become
Bring me to life
(I've been living a lie, there's nothing inside)
Bring me to life
frozen inside without your touch without your love darling only you are the life among the dead
all this time I can't believe I couldn't see
kept in the dark but you were there in front of me
I’ve been sleeping a thousand years it seems
got to open my eyes to everything
without a thought without a voice without a soul
don't let me die here
there must be something more
bring me to life
(Wake me up)
Wake me up inside
(I can’t wake up)
Wake me up inside
(Save me)
call my name and save me from the dark
(Wake me up)
bid my blood to run
(I can’t wake up)
before I come undone
(Save me)
save me from the nothing I’ve become
(Bring me to life)
I’ve been living a lie, there’s nothing inside
(Bring me to life)
Terjemahannya..:
bagaimana kau bisa melihat ke dalam mata saya seperti pintu terbuka
menuntun Anda ke dalam inti saya
di mana saya telah menjadi begitu mati rasa tanpa jiwa rohku tidur di suatu tempat dingin
sampai ketemu di sana dan membawa pulang ke rumah
(Bangunkan aku)
Bangunkan aku dalam
(Aku tak bisa bangun)
Bangunkan aku dalam
(Save me)
memanggil nama saya dan selamatkanlah aku dari gelap
(Bangunkan aku)
tawaran darah saya untuk menjalankan
(Aku tak bisa bangun)
sebelum aku datang dibatalkan
(Save me)
menyelamatkanku dari apa-apa aku telah menjadi
sekarang aku tahu apa yang saya tanpa
Anda tidak bisa begitu saja tinggalkan aku
bernafas dalam saya dan membuat saya nyata
membawa saya ke kehidupan
(Bangunkan aku)
Bangunkan aku dalam
(Aku tak bisa bangun)
Bangunkan aku dalam
(Save me)
memanggil nama saya dan selamatkanlah aku dari gelap
(Bangunkan aku)
tawaran darah saya untuk menjalankan
(Aku tak bisa bangun)
sebelum aku datang dibatalkan
(Save me)
menyelamatkan aku dari apa-apa aku telah menjadi
Membawa saya ke kehidupan
(Aku sudah hidup berbohong, tidak ada di dalam)
Membawa saya ke kehidupan
dalam beku tanpa sentuhan Anda tanpa Sayang cinta Anda hanya Anda yang hidup di antara orang mati
semua kali ini aku tidak bisa percaya aku tidak bisa melihat
terus dalam kegelapan tapi kau berada di depanku
Saya telah tidur seribu tahun tampaknya
harus membuka mata saya untuk semuanya
tanpa berpikir tanpa suara tanpa jiwa
jangan biarkan aku mati di sini
harus ada sesuatu yang lebih
membawa saya ke kehidupan
(Bangunkan aku)
Bangunkan aku dalam
(Aku tak bisa bangun)
Bangunkan aku dalam
(Save me)
memanggil nama saya dan selamatkanlah aku dari gelap
(Bangunkan aku)
tawaran darah saya untuk menjalankan
(Aku tak bisa bangun)
sebelum aku datang dibatalkan
(Save me)
menyelamatkan aku dari apa-apa aku telah menjadi
(Bawa saya untuk hidup)
Saya telah hidup dalam kebohongan, tidak ada dalam
(Bawa saya untuk hidup)
(feat. Paul McCoy)
how can you see into my eyes like open doors
leading you down into my core
where I’ve become so numb without a soul my spirit sleeping somewhere cold
until you find it there and lead it back home
(Wake me up)
Wake me up inside
(I can’t wake up)
Wake me up inside
(Save me)
call my name and save me from the dark
(Wake me up)
bid my blood to run
(I can’t wake up)
before I come undone
(Save me)
save me from the nothing I’ve become
now that I know what I’m without
you can't just leave me
breathe into me and make me real
bring me to life
(Wake me up)
Wake me up inside
(I can’t wake up)
Wake me up inside
(Save me)
call my name and save me from the dark
(Wake me up)
bid my blood to run
(I can’t wake up)
before I come undone
(Save me)
save me from the nothing I’ve become
Bring me to life
(I've been living a lie, there's nothing inside)
Bring me to life
frozen inside without your touch without your love darling only you are the life among the dead
all this time I can't believe I couldn't see
kept in the dark but you were there in front of me
I’ve been sleeping a thousand years it seems
got to open my eyes to everything
without a thought without a voice without a soul
don't let me die here
there must be something more
bring me to life
(Wake me up)
Wake me up inside
(I can’t wake up)
Wake me up inside
(Save me)
call my name and save me from the dark
(Wake me up)
bid my blood to run
(I can’t wake up)
before I come undone
(Save me)
save me from the nothing I’ve become
(Bring me to life)
I’ve been living a lie, there’s nothing inside
(Bring me to life)
Terjemahannya..:
bagaimana kau bisa melihat ke dalam mata saya seperti pintu terbuka
menuntun Anda ke dalam inti saya
di mana saya telah menjadi begitu mati rasa tanpa jiwa rohku tidur di suatu tempat dingin
sampai ketemu di sana dan membawa pulang ke rumah
(Bangunkan aku)
Bangunkan aku dalam
(Aku tak bisa bangun)
Bangunkan aku dalam
(Save me)
memanggil nama saya dan selamatkanlah aku dari gelap
(Bangunkan aku)
tawaran darah saya untuk menjalankan
(Aku tak bisa bangun)
sebelum aku datang dibatalkan
(Save me)
menyelamatkanku dari apa-apa aku telah menjadi
sekarang aku tahu apa yang saya tanpa
Anda tidak bisa begitu saja tinggalkan aku
bernafas dalam saya dan membuat saya nyata
membawa saya ke kehidupan
(Bangunkan aku)
Bangunkan aku dalam
(Aku tak bisa bangun)
Bangunkan aku dalam
(Save me)
memanggil nama saya dan selamatkanlah aku dari gelap
(Bangunkan aku)
tawaran darah saya untuk menjalankan
(Aku tak bisa bangun)
sebelum aku datang dibatalkan
(Save me)
menyelamatkan aku dari apa-apa aku telah menjadi
Membawa saya ke kehidupan
(Aku sudah hidup berbohong, tidak ada di dalam)
Membawa saya ke kehidupan
dalam beku tanpa sentuhan Anda tanpa Sayang cinta Anda hanya Anda yang hidup di antara orang mati
semua kali ini aku tidak bisa percaya aku tidak bisa melihat
terus dalam kegelapan tapi kau berada di depanku
Saya telah tidur seribu tahun tampaknya
harus membuka mata saya untuk semuanya
tanpa berpikir tanpa suara tanpa jiwa
jangan biarkan aku mati di sini
harus ada sesuatu yang lebih
membawa saya ke kehidupan
(Bangunkan aku)
Bangunkan aku dalam
(Aku tak bisa bangun)
Bangunkan aku dalam
(Save me)
memanggil nama saya dan selamatkanlah aku dari gelap
(Bangunkan aku)
tawaran darah saya untuk menjalankan
(Aku tak bisa bangun)
sebelum aku datang dibatalkan
(Save me)
menyelamatkan aku dari apa-apa aku telah menjadi
(Bawa saya untuk hidup)
Saya telah hidup dalam kebohongan, tidak ada dalam
(Bawa saya untuk hidup)
“Fungsi-Fungsi dan Manfaat Puasa”
Fungsi dan Manfaat puasa adalah sebagai berikut :
1. Sebagai sarana untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah S.W.T
2. Sebagai tanda syukur kepada Allah S.W.T.
3. Untuk menjaga kesehatan
4. Sebagai sarana untuk melatih siswa dan watak
5. Sebagai sarana untuk bisa menjaga dan mengotrol emosi, dan merubah sifat buruk menjadi baik.
6. Mendidik rasa kasih sayang dan peduli terhadap fakir miskin
7. Sebagai sarana pengendalian hawa nafsu.
8. Sebagai sarana untuk membuat kita tidak pelit kepada sesama manusia.
1. Sebagai sarana untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah S.W.T
2. Sebagai tanda syukur kepada Allah S.W.T.
3. Untuk menjaga kesehatan
4. Sebagai sarana untuk melatih siswa dan watak
5. Sebagai sarana untuk bisa menjaga dan mengotrol emosi, dan merubah sifat buruk menjadi baik.
6. Mendidik rasa kasih sayang dan peduli terhadap fakir miskin
7. Sebagai sarana pengendalian hawa nafsu.
8. Sebagai sarana untuk membuat kita tidak pelit kepada sesama manusia.
Hikmah IKHLAS
Oleh : Muhammad A.Saefulloh, MA
“ Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (QS.Al-Bayyinah [98] :5)
Ikhlas merupakan kata kunci seseorang yang takut kepada Allah, karena keikhlasan adalah syarat mutlak diterimanya ibadah seseorang. Kendati bersimbah peluh berkuah keringat, menghabiskan tenaga, terkuras pikiran, jika tidak ikhlas, tidak ada nilainya disisi Allah. Menafkahkan seluruh harta jika hanya ingin disebut dermawan, tidak akan memiliki nilai apapun. Seseorang aktifis ibadah, tetapi ia tampakkan wajahnya yang pucat, tubuhnya yang kering, agar ia disebut sebagai orang yang begitu serius dalam masalah agama, bahkan ketika bicara dengan suara yang direndahkan, senyumnya diramah-ramahkan, sementara dihatinya tidak sama sekali ada denyut nadi Allah, melainkan hanya agar disebut sebagai sosok yang dekat dengan Allah, agar disebut sebagai hamba yang religius, tidak akan memiliki nilai apapun disisi Allah.
Apakah definisi ikhlas itu ? Secara bahasa ikhlas terambil dari akar kata kholasha, khulushon, khalashon yang berkonotasi murni dan terbebas dari kotoran. Kata ikhlas menunjukkan makna murni, bersih, terbebas dari segala sesuatu yang mencampuri dan mengotorinya. ikhlas adalah mengesampingkan pandangan manusia dengan senantiasa mengarahkan tujuan kepada Allah SWT, menyelaraskan antara perbuatan zahid dan bathin, tidak menyertakan kepentingan pribadi ataupun imbalan duniawi dari apa yang di lakukan. Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak menerima amalan kecuali jika (dilakukan) dengan penuh keikhlasan serta ditujukan untuk mendapatkan ridha-Nya”.(alhadis). Karena itu Imam Ali ra mengungkapkan bahwa orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amalnya diterima oleh Allah. Senada dengan Imam Ali, Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa ikhlas adalah memfokuskan tujuan dan maksud (dari amalannya) hanya kepada Allah, melaksanakan ketaatan hanya kepada-Nya, tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu.
Rasulullah SAW mengucapkan selamat kepada al mukhlisin (orang-orang yang ikhlas), yaitu orang-orang yang bila hadir tidak dikenal, bila tidak hadir dicari-cari, mereka pelita hidayah, mereka selalu selamat dari fitnah kegelapan.(HR.Baihaki).
Lalu apa tanda keikhlasan itu, Zunun al-Misry mengungkapkan ada tiga tanda keikhlasan, yaitu manakala orang yang bersangkutan memandang pujian dan celaan manusia sama saja, melupakan amal ketika beramal, dan jika ia lupa akan haknya untuk memperoleh pahala diakhirat karena amal baiknya. Sedangkan Syeikh al-Munajid meringkas tentang tanda-tanda ikhlas, yaitu bersemangat untuk beramal demi agama, amalan yang dilakukan secara diam-diam lebih banyak dari yang terang-terangan, bersegera untuk beramal dan meraih pahala, sabar untuk menahan diri dan tidak mengeluh, bertekad untuk menyembunyikan amal kebaikan, melakukan sesuatu dengan baik dan maksimal ketika sedang sendiri, dan memperbanyak amalan dikala sendiri.
Agar kita menjaga hamba Allah yang ikhlas, para ulama memberikan kiat-kiat agar kita menjadi hamba-Nya yang ikhlas, yaitu : menyadari bahwa kita hanyalah hamba Allah, bukan hamba diri sendiri, juga bukan hamba berhala yang banyak bercokol dihati, memposisikan Allah dan Rasul sebagai prioritas utama dalam segala hal, ingat bahwa kemampuan kita beribadah hanyalah semata anugerah Allah bukan ciptaan kita, manusia berkehendak, Allah berkehendak dan yang berlaku adalah kehendak Allah, bergaul dengan hamba Allah yang ikhlas, istiqomah dalam beribadah, dan selalu berdo’a agar Allah berikan keikhlasan dalam diri. Semoga Allah memberikan karunia keikhlasan dalam setiap aktifitas dan ibadah yang kita lakukan.
“ Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (QS.Al-Bayyinah [98] :5)
Ikhlas merupakan kata kunci seseorang yang takut kepada Allah, karena keikhlasan adalah syarat mutlak diterimanya ibadah seseorang. Kendati bersimbah peluh berkuah keringat, menghabiskan tenaga, terkuras pikiran, jika tidak ikhlas, tidak ada nilainya disisi Allah. Menafkahkan seluruh harta jika hanya ingin disebut dermawan, tidak akan memiliki nilai apapun. Seseorang aktifis ibadah, tetapi ia tampakkan wajahnya yang pucat, tubuhnya yang kering, agar ia disebut sebagai orang yang begitu serius dalam masalah agama, bahkan ketika bicara dengan suara yang direndahkan, senyumnya diramah-ramahkan, sementara dihatinya tidak sama sekali ada denyut nadi Allah, melainkan hanya agar disebut sebagai sosok yang dekat dengan Allah, agar disebut sebagai hamba yang religius, tidak akan memiliki nilai apapun disisi Allah.
Apakah definisi ikhlas itu ? Secara bahasa ikhlas terambil dari akar kata kholasha, khulushon, khalashon yang berkonotasi murni dan terbebas dari kotoran. Kata ikhlas menunjukkan makna murni, bersih, terbebas dari segala sesuatu yang mencampuri dan mengotorinya. ikhlas adalah mengesampingkan pandangan manusia dengan senantiasa mengarahkan tujuan kepada Allah SWT, menyelaraskan antara perbuatan zahid dan bathin, tidak menyertakan kepentingan pribadi ataupun imbalan duniawi dari apa yang di lakukan. Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak menerima amalan kecuali jika (dilakukan) dengan penuh keikhlasan serta ditujukan untuk mendapatkan ridha-Nya”.(alhadis). Karena itu Imam Ali ra mengungkapkan bahwa orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amalnya diterima oleh Allah. Senada dengan Imam Ali, Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa ikhlas adalah memfokuskan tujuan dan maksud (dari amalannya) hanya kepada Allah, melaksanakan ketaatan hanya kepada-Nya, tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu.
Rasulullah SAW mengucapkan selamat kepada al mukhlisin (orang-orang yang ikhlas), yaitu orang-orang yang bila hadir tidak dikenal, bila tidak hadir dicari-cari, mereka pelita hidayah, mereka selalu selamat dari fitnah kegelapan.(HR.Baihaki).
Lalu apa tanda keikhlasan itu, Zunun al-Misry mengungkapkan ada tiga tanda keikhlasan, yaitu manakala orang yang bersangkutan memandang pujian dan celaan manusia sama saja, melupakan amal ketika beramal, dan jika ia lupa akan haknya untuk memperoleh pahala diakhirat karena amal baiknya. Sedangkan Syeikh al-Munajid meringkas tentang tanda-tanda ikhlas, yaitu bersemangat untuk beramal demi agama, amalan yang dilakukan secara diam-diam lebih banyak dari yang terang-terangan, bersegera untuk beramal dan meraih pahala, sabar untuk menahan diri dan tidak mengeluh, bertekad untuk menyembunyikan amal kebaikan, melakukan sesuatu dengan baik dan maksimal ketika sedang sendiri, dan memperbanyak amalan dikala sendiri.
Agar kita menjaga hamba Allah yang ikhlas, para ulama memberikan kiat-kiat agar kita menjadi hamba-Nya yang ikhlas, yaitu : menyadari bahwa kita hanyalah hamba Allah, bukan hamba diri sendiri, juga bukan hamba berhala yang banyak bercokol dihati, memposisikan Allah dan Rasul sebagai prioritas utama dalam segala hal, ingat bahwa kemampuan kita beribadah hanyalah semata anugerah Allah bukan ciptaan kita, manusia berkehendak, Allah berkehendak dan yang berlaku adalah kehendak Allah, bergaul dengan hamba Allah yang ikhlas, istiqomah dalam beribadah, dan selalu berdo’a agar Allah berikan keikhlasan dalam diri. Semoga Allah memberikan karunia keikhlasan dalam setiap aktifitas dan ibadah yang kita lakukan.
Hikmah SABAR
Oleh : Muhammad A.Saefulloh, MA
“Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS.Ali Imran [3] : 200).
Sabar, secara etimologi berarti menahan dan mencegah (al-habsu wal kaffu). Secara terminologi, sabar adalah menahan diri untuk melakukan keinginan dan meninggalkan larangan Allah swt, sabar juga berarti sikaf tegar dan kukuh dalam menjalankan ajaran Islam ketika muncul dorongan nafsu, ketegaran yang dibangun diatas landasan Al-Qur’an dan As-sunnah. Sabar dapat juga berarti puncak sesuatu, orang yang memiliki kesabaran, akan sampai pada puncak kemuliaan. Allah telah memuji orang-orang yang bersabar dan menyebutkan mereka dalam firman-Nya : “hanya orang-orang yang bersabar akan diberi pahala mereka yang tidak terbatas.” (QS.Az-Zumar : 10).
Rasulullah SAW mengajarkan sifat sabar dengan meninggalkan sifat mengeluh. Dalam hadis qudsi, Allah SWT berfirman : “Apabila Aku hadapkan suatu cobaan kepada seorang hamba dari hamba-Ku pada badannya, atau pada anaknya, atau pada hartanya, lalu ia menghadapinya dengan penuh kesabaran, Aku merasa malu menegakkan timbangan (mizan) maupun membuka catatan amalnya pada hari kiamat.”(HR Hakim). Dalam hadis lain Rasulullah SAW bersabda : “kesabaran adalah salah satu dari perbendaharaan syurga”, dan ketika ditanya mengenai keimanan, Nabi bersabda :”keimanan itu adalah kesabaran dan kemurahan.” Ali bin Abi thalib mengatakan : ingatlah, sungguh tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki sabar. Karena itulah, syekh abu nashr mengungkapkan bahwa spiritual sabar adalah kedudukan spiritual mulia. Sementara al Junaid menjelaskan bahwa sabar adalah memikul semua beban berat sampai habis saat-saat yang tidak di inginkan. Kedudukan seseorang ditentukan oleh kualitas kesabarannya. Innalla ma’ashobirin “sesungguhnya Allah itu dekat amat dekat dengan orang yang sabar”. Bahkan, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolong.
Ibnu salim menjelaskan bahwa ada tingkatan orang yang sabar, yaitu : pertama, mutashabir (orang yang berusaha untuk bersabar), kedua,shabir (orang yang sabar), ketiga,shabhar (orang yang sangat bersabar). Orang yang sangat bersabar adalah mereka yang kesabarannya demi Allah, karena Allah dan dengan Allah. Seluruh cobaan yang menimpanya dari segi kewajiban dan hakikat tidak akan melemahkannya, namun ia tetap kuat menghadapinya, sekalipun dari segi bentuk dan rupa akan berubah. Ketidaksabaran timbul ketika kita salah dalam memandang makhluk; mungkin kita memandang makhluk sebagai sumber penyebab segala seuatu. Padahal, makhluk hanya menjalani kehidupan. Kalau kita hanya memfokuskan kepada makhluk, maka kualitas kesabaran yang kita miliki akan semakin berkurang. Lain halnya jika kita memandang bahwa Allah-lah yang menguasai setiap kejadian. Sehingga kesabaran kita akan semakin meningkat.
Ibnu mas’ud mengisahkan bahwa ketika beliau sedang sholat bersama Rasulullah SAW di masjid, tiba-tiba Abu Jahal berkata :”kiranya ada seorang yang berani mengambil kotoran unta bani fulan lalu melemparkannya kepada Muhammad ketika sujud.” Lalu bangkitlah uqbah bin abu mu’ayath datang membawa kotoran dan melemparkannya ke Nabi saw saat sujud. Tidak ada seorangpun yang membela Nabi saw karena saat itu kaum muslimin dalam keadaan yang sangat lemah. Nabi saw tetap dalam sujudnya sampai datang Fatimah ra., puteri beliau, kemudian melemparkan kotoran itu.
Syekh Yusuf al-Qaradhawi membagi sabar dalam 6 kategori, yaitu : 1) sabar menerima ujian hidup. (QS.Al-Baqarah [2] : 155-157), 2) sabar dari keinginan hawa nafsu (QS.Al-Munafiqun 9), 3) sabar dalam taat kepada Allah swt (QS. Maryam : 65), 4) sabar dalam berdakwah (QS.Lukman : 17), 5) sabar dalam perang (QS.AL-Baqarah [2] : 177), 6) sabar dalam pergaulan. (QS.An-Nisa :19).
Lalu bagaimana cara untuk meraih kesabaran ? para ulama memberikan beberapa kiat untuk meraih kesabaran, yaitu antara lain : Pertama, mengenali tabiat kehidupan dunia dengan segala kesulitannya. Penderitaan dan ujian adalah bagian dari tabiat dunia ini (QS.An-Nahl [16] : 53). Kedua, mengenal balasan dan pahala sabar. Sabar pahalanya tanpa ada perhitungan (pahala tanpa batas) (QS.Az-Zumar [39] : 10). Ketiga, Percaya dan yakin bahwa setiap permasalahan ada solusinya, Allah swt menjadikan setiap kesulitan, jalan keluar sebagai bentuk rahmat-Nya (QS.Al-Insyirah [94] : 5-6). Keempat, Meminta pertolongan kepada Allah dan kembali kepada perlindungan-Nya dengan bertawakal kepada-Nya (QS.an-Nahl [16] : 42). Kelima, beriman dan menyakini taqdir Allah swt (QS.Al-Hadid [57] : 22). Semoga Allah swt menganugerahkan kepada kita hati yang lapang dan kesabaran.
---##---
“Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS.Ali Imran [3] : 200).
Sabar, secara etimologi berarti menahan dan mencegah (al-habsu wal kaffu). Secara terminologi, sabar adalah menahan diri untuk melakukan keinginan dan meninggalkan larangan Allah swt, sabar juga berarti sikaf tegar dan kukuh dalam menjalankan ajaran Islam ketika muncul dorongan nafsu, ketegaran yang dibangun diatas landasan Al-Qur’an dan As-sunnah. Sabar dapat juga berarti puncak sesuatu, orang yang memiliki kesabaran, akan sampai pada puncak kemuliaan. Allah telah memuji orang-orang yang bersabar dan menyebutkan mereka dalam firman-Nya : “hanya orang-orang yang bersabar akan diberi pahala mereka yang tidak terbatas.” (QS.Az-Zumar : 10).
Rasulullah SAW mengajarkan sifat sabar dengan meninggalkan sifat mengeluh. Dalam hadis qudsi, Allah SWT berfirman : “Apabila Aku hadapkan suatu cobaan kepada seorang hamba dari hamba-Ku pada badannya, atau pada anaknya, atau pada hartanya, lalu ia menghadapinya dengan penuh kesabaran, Aku merasa malu menegakkan timbangan (mizan) maupun membuka catatan amalnya pada hari kiamat.”(HR Hakim). Dalam hadis lain Rasulullah SAW bersabda : “kesabaran adalah salah satu dari perbendaharaan syurga”, dan ketika ditanya mengenai keimanan, Nabi bersabda :”keimanan itu adalah kesabaran dan kemurahan.” Ali bin Abi thalib mengatakan : ingatlah, sungguh tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki sabar. Karena itulah, syekh abu nashr mengungkapkan bahwa spiritual sabar adalah kedudukan spiritual mulia. Sementara al Junaid menjelaskan bahwa sabar adalah memikul semua beban berat sampai habis saat-saat yang tidak di inginkan. Kedudukan seseorang ditentukan oleh kualitas kesabarannya. Innalla ma’ashobirin “sesungguhnya Allah itu dekat amat dekat dengan orang yang sabar”. Bahkan, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolong.
Ibnu salim menjelaskan bahwa ada tingkatan orang yang sabar, yaitu : pertama, mutashabir (orang yang berusaha untuk bersabar), kedua,shabir (orang yang sabar), ketiga,shabhar (orang yang sangat bersabar). Orang yang sangat bersabar adalah mereka yang kesabarannya demi Allah, karena Allah dan dengan Allah. Seluruh cobaan yang menimpanya dari segi kewajiban dan hakikat tidak akan melemahkannya, namun ia tetap kuat menghadapinya, sekalipun dari segi bentuk dan rupa akan berubah. Ketidaksabaran timbul ketika kita salah dalam memandang makhluk; mungkin kita memandang makhluk sebagai sumber penyebab segala seuatu. Padahal, makhluk hanya menjalani kehidupan. Kalau kita hanya memfokuskan kepada makhluk, maka kualitas kesabaran yang kita miliki akan semakin berkurang. Lain halnya jika kita memandang bahwa Allah-lah yang menguasai setiap kejadian. Sehingga kesabaran kita akan semakin meningkat.
Ibnu mas’ud mengisahkan bahwa ketika beliau sedang sholat bersama Rasulullah SAW di masjid, tiba-tiba Abu Jahal berkata :”kiranya ada seorang yang berani mengambil kotoran unta bani fulan lalu melemparkannya kepada Muhammad ketika sujud.” Lalu bangkitlah uqbah bin abu mu’ayath datang membawa kotoran dan melemparkannya ke Nabi saw saat sujud. Tidak ada seorangpun yang membela Nabi saw karena saat itu kaum muslimin dalam keadaan yang sangat lemah. Nabi saw tetap dalam sujudnya sampai datang Fatimah ra., puteri beliau, kemudian melemparkan kotoran itu.
Syekh Yusuf al-Qaradhawi membagi sabar dalam 6 kategori, yaitu : 1) sabar menerima ujian hidup. (QS.Al-Baqarah [2] : 155-157), 2) sabar dari keinginan hawa nafsu (QS.Al-Munafiqun 9), 3) sabar dalam taat kepada Allah swt (QS. Maryam : 65), 4) sabar dalam berdakwah (QS.Lukman : 17), 5) sabar dalam perang (QS.AL-Baqarah [2] : 177), 6) sabar dalam pergaulan. (QS.An-Nisa :19).
Lalu bagaimana cara untuk meraih kesabaran ? para ulama memberikan beberapa kiat untuk meraih kesabaran, yaitu antara lain : Pertama, mengenali tabiat kehidupan dunia dengan segala kesulitannya. Penderitaan dan ujian adalah bagian dari tabiat dunia ini (QS.An-Nahl [16] : 53). Kedua, mengenal balasan dan pahala sabar. Sabar pahalanya tanpa ada perhitungan (pahala tanpa batas) (QS.Az-Zumar [39] : 10). Ketiga, Percaya dan yakin bahwa setiap permasalahan ada solusinya, Allah swt menjadikan setiap kesulitan, jalan keluar sebagai bentuk rahmat-Nya (QS.Al-Insyirah [94] : 5-6). Keempat, Meminta pertolongan kepada Allah dan kembali kepada perlindungan-Nya dengan bertawakal kepada-Nya (QS.an-Nahl [16] : 42). Kelima, beriman dan menyakini taqdir Allah swt (QS.Al-Hadid [57] : 22). Semoga Allah swt menganugerahkan kepada kita hati yang lapang dan kesabaran.
---##---